Menimbang nasib proyek pipa Cirebon-Semarang yang terkatung 15 tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib Proyek Pipa Cirebon-Semarang (Cisem) kini menemui jalan bercabang pasca Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta proyek tersebut dilanjutkan dengan pendanaan dari APBN.

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) per 15 Maret 2021 telah menunjuk PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) selaku pemenang kedua lelang pada 2006 silam untuk melanjutkan proyek tersebut.

Pihak BPH Migas pun memastikan untuk saat ini akan tetap dengan keputusan semula kendati Menteri ESDM telah mengirimkan surat permintaan agar proyek didanai dengan APBN.


Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengungkapkan keputusan penunjukan BNBR juga sebelumnya telah dibahas oleh BPH Migas bersama Komisi VII DPR RI.

Selain itu, kondisi ini dinilai Mulyanto justru mencerminkan lemahnya kordinasi antara stakeholder.

"Kami tidak mengerti untuk apa pemerintah mengambil alih proyek Cisem yang dibiayai oleh partisipasi masyarakat menjadi beban APBN. Kami menilai keputusan ini sangat aneh. Apalagi ditengah defisit keuangan dan utang Pemerintah yang besar di tengah pandemi Covid-19. PKS minta penjelasan kepada Menteri ESDM mengenai rasionalitas perubahan skema pembiayaan ini," kata Mulyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4).

Baca Juga: Menteri ESDM minta pipa Cisem pakai APBN, BPH Migas kekeh andalkan investasi swasta

Mulyanto pun menambahkan, penggunaan dana APBN tidak menjamin terlaksananya proyek mengingat masih banyak proyek yang didanai APBN justru pengerjaannya terlambat.

Sementara itu, pengamat ekonomi energi  Universitas Padjajaran Yayan Satyaki mengungkapkan, pengembangan pipa transmisi gas ruas Cisem sangat diperlukan mengingat potensi suplai pasok serta efisiensi bagi industri konsumen gas.

Kendati demikian, Yayan berpendapat penggunaan APBN untuk proyek migas tergolong riskan.

"Menggunakan APBN itu sangat riskan dan tidak agile untuk mengantisipasi pasar. Sedangkan Sektor Migas sangat erat dengan Risk and Return," terang Yayan kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4).

Meski demikian, Yayan pun menyangsikan kelanjutan proyek dengan investasi pihak swasta. Terlebih nantinya proyek tersebut akan tetap dilanjutkan dengan perhitungan toll fee dan keekonomian yang digunakan saat lelang tahun 2006 lalu.

Dengan kondisi tersebut, Yayan menilai bukan tidak mungkin proyek Cisem tidak akan terwujud atau mengulang kesalahan yang sama sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto