KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham berkapitalisasi pasar kecil dan menengah mencatatkan kinerja yang positif dari awal tahun hingga Jumat (8/10). Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX SMC Liquid naik 9,23% secara
year to date (ytd) dan IDX SMC Composite naik 23,25% ytd. IDX SMC Liquid merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham dengan likuiditas tinggi yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.
Saham PT Matahari Department Store Tbk (
LPPF) menjadi saham dengan kinerja tertinggi dengan penguatan 98,43% ytd dalam IDX SMC Liquid. Disusul saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) menguat 79,42%, saham PT Link Net Tbk (
LINK) naik 63,90% ytd, saham PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) naik 60,76% ytd, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 38,36% ytd. Selanjutnya saham PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA) naik 35,23%, saham PT Adaro Energy Tbk (
ADRO) melesat 26,92% ytd, dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) naik 26,92% ytd.
Baca Juga: IHSG berpotensi melaju lagi pada Senin (11/10), saham-saham ini bisa dicermati Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, saham-saham yang melesat tersebut sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Hal ini tercermin dari PMI Manufacturing yang kembali ke level ekspansi, cadangan devisa yang naik jadi US$ 146,9 miliar pada September, serta inflasi yang mengalami kenaikkan, meski inflasi inti masih turun tipis. Nico memandang, data-data tersebut memberikan sebuah gambaran bahwa pemulihan kian terakselerasi lebih cepat, apalagi setelah PPKM diperlonggar. Menurutnya, kondisi ini membuat dana investasi pun berpindah, dari sebelumnya obligasi menjadi saham. Tak hanya itu, pemulihan ekonomi juga didukung oleh kenaikkan harga komoditas sebagai akibat gagalnya transformasi energi dari fosil menjadi energi terbarukan di Inggris, China, dan Australia. “Ini yang membuat kebutuhan akan batu bara kembali meningkat, sehingga mendorong harga batubara mengalami kenaikkan,” ujarnya pada Kontan.co.id, Minggu (10/10). Terlebih China yang mendapat mandat untuk mengamankan pasokan menjelang musim dingin. Dengan demikian, Nico bilang, harga batubara menjadi kian mahal dan turut mengerek harga saham ADRO dan ITMG dalam waktu yang singkat. Nico memandang, saham-saham lapis dua dan tiga memiliki prospek yang cukup baik ke depannya. Namun, ia mengingatkan agar investor sudah memperhitungkan lebih dulu sebelum memutuskan untuk investasi pada saham-saham lapis dua dan tiga ini. Selama saham lapis kedua dan ketiga memiliki prospek bisnis yang cerah dan market sharenya terjaga, sambungnya, potensi valuasi di masa depan juga semakin menarik. “Sehingga memberikan harapan bahwa kenaikkan harga berpotensi terjadi. Ketika saham naik, tidak hanya saham lapis satu saja, namun sebetulnya yang ‘gurih’ adalah saham-saham lapis kedua dan ketiga,” tambahnya.
Nico menambahkan, saat ini saham-saham lapis dua dan tiga dari sektor komoditas masih layak untuk diperhatikan mengingat harga komoditas yang berada dalam tren kenaikan. Dari sektor ini, ia menjagokan saham AALI, ADRO, PTBA, MEDC, dan LSIP. Selain sektor komoditas, ia menilai saham dari sektor infrastruktur dan telekomunikasi juga menarik karena pembangunan infrastruktur tetap berjalan dan kebutuhan data bagi masyakarat terus meningkat. Ia menilai saham JSMR dan EXCL layak untuk dicermati. Nico memberikan rekomendasi buy untuk AALI dengan target harga Rp 12.150, ADRO dengan target harga Rp 2.000, PTBA dengan target harga Rp 3.150. Lalu, saham MEDC dengan target harga Rp 950, LSIP dengan target harga Rp 1.650, JSMR dengan target harga Rp 5.150, dan EXCL dengan target harga Rp 3.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat