Menimbang potensi cuan saham Indomobil Multi Jasa (IMJS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor bisnis logistik di tahun 2019 ini diprediksi akan terus membaik. Salah satu emiten yang cukup fokus di lini bisnis ini adalah PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS). Grup milik Salim ini mulai gencar melakukan perbaikan. Salah satunya dengan melakukan penawaran umum terbatas atau rights issue. Dana yang masuk diperkirakan sebesar Rp 526,78 miliar dari penerbitan saham baru sebanyak 752,55 juta saham. Adapun penggunaan dana sekiatar Rp 281,5 miliar untuk pelunasan utang dan sisanya sebesar Rp 242 miliar untuk memperkuat struktur permodalan.

Selain itu, sentimen cerah lain dari IMJS adalah dengan masuknya merek ke indeks FTSE global untuk kategori micro cap atau kapitalisasi pasar mikro.

Menanggapi kondisi ini, Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony mengatakan, bisnis logistik terlihat sangat menjanjikan tahun ini. Penambahan armada menunjukan permintaan atas jasa logistik memang sedang tumbuh. Selain itu, IMJS didukung oleh grup yang besar dalam penggunaan jasa logistik


“Faktor utama yang akan mendorong IMJS adalah dari sisi grup serta kebutuhan akan armada baru yang disebutkan sebesar 30.000 unit untuk kebutuhan Grup Salim yang sekarang hanya 2% armada yang tersedia,” ujar Chris kepada Kontan.co.id, Minggu (17/2).

Di sisi lain faktor yang perlu diwaspadai adalah dari sisi utang perusahaan yang masih cukup tinggi, cash flow negatif dan harga bahan bakar yang akan mempengaruhi sektor logistik. Pihaknya masih merekomendasikan IMJS tahun ini di target harga Rp 1.000 - Rp 1.200 per saham.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto justru menitikberatkan terhadap kemampuan emiten dalam pembayaran utang. Terutama dari aksi korporasi perusahaan berupa rights issue yang diperuntukan dalam pelunasan utang.

“Ini mengindikasikan emiten kesulitan untuk membayar utang. Indikasi lain emiten menahan dana karena ingin ekspansi. Faktor yang harus diihat adalah dari permintaan,” ujar William.

Selain itu isu tarif tol yang dikeluhkan pengusaha dirasa sedikit banyak akan mempengaruhi bisnis logistik.

“Rekomendasi stop loss jika menurun di bawah Rp 680 per saham, tren menurun, kecuali di atas Rp 680 per saham bisa dipertahankan dan bisa dibeli dengan target Rp 750 sampai Rp 800 per saham,” ujar William.

Sekadar informasi pada kuartal III-2018 lalu, IMJS meraup laba bersih hingga Rp 139,39 miliar tumbuh 31,13% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 106,30 miliar. Laba tersebut didorong oleh naiknya pendapatan menjadi Rp 2,44 triliun, tumbuh 23,23% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,98 triliun.

Dari sisi libilitas, mengalami kenaikan cukup besar menjadi Rp 16,26 triliun dari Desember 2017 sebesar Rp 11,50 triliun. Rasio debt to equity (DER) IMJS sebesar 6,8 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi