Menimbang Potensi Untung di Equity Crowdfunding



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Memburu cuan dari investasi equity crowdfunding (ECF) menarik karena memberikan dividen cukup tinggi. Namun, investor yang tertarik harap sesuaikan dengan risiko yang mengikuti di instrumen ini. 

Salah satu paltform securities crowdfunding yang menjajakan equity crowdfunding adalah PT Numex Teknologi Indonesia (LandX). Berdasarkan laman LandX, kini ada penawaran ECF dari perusahaan pusat kebugaran Fitness Plus, PT Matahari Terbit Sanur. 

Tawaran investasi tersebut mengestimasikan dividen yang didapat investor berkisar 18%-30% per tahun dengan periode pembagian dividen per 3 bulan. 


Sementara, restoran Sour Sally di Cihampelas Walk Bandung juga bekerjasama menawarkan sahamnya ke paltform SCF Bizhare.  Secara historis rata-rata dividen yield yang berpotensi investor dapatkan berkisar 23%-38% per tahun.

Baca Juga: Mengenal DNA Pro, Investasi Robot Trading Ilegal yang Melibatkan Banyak Artis

Chief Operating Officer LandX Gunawan Aldy mengatakan tawaran investasi di ECF menarik. Namun, jangan lupa investor harus selalu ingat risiko yang menyertai. Semakin besar potensi dividen yang didapatkan maka semakin besar juga risiko bisnis.

"Jadi, tawaran investasi ECF yang menarik bagi investor kembali lagi pada profil risiko investor tersebut," kata Gunawan, Selasa (26/4). 

Di LandX, Gunawan mengatakan potensi dividen untuk bisnis yang rendah risiko dan tergolong aman adalah bisnis kos-kosan. Estimasi dividen bisnis tersebut berada di angka 6%-8%. 

Sedangkan, bisnis yang mengestimasikan perolehan dividen yang lebih tinggi, biasanya berada di angka 15%-30% dan cocok bagi investor yang lebih agresif pula. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri SCF telah menghimpun dana senilai Rp 437 miliar per Februari 2022 sejak kemunculannya.  

Jumat (22/4), PT MItra Putra Boga dan PT Roti Indonesia Satu yang bekerjasama dengan Bizhare sukses secara resmi mendistribusikan saham dan dititipkan secara koleksi melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 

CEO Bizhare Heinrich Vincent mengatakan PT Roti Indonesia Satu berhasil meraih pendanaan sebesar Rp 1,18 miliar dari 381 pemodal di seluruh Indonesia. Sementara, PT Mitra Putra Boga berhasil meraih pendanaan sebesar Rp 475 juta dari 196 pemodal. 

Baca Juga: Waspada Penipuan Robot Trading, Ini Daftar Investasi Ilegal Ditutup OJK Maret 2022

"Secara performa kedua bisnis tersebut cukup baik dan profitable," kata Heinrich. Sementara, berdasarkan prospektus penawaran, secara historikal dividen yang dibagikan mencapai 16% per tahun. Namun, mengenai imbal hasil berupa dividen tahunan, masih menunggu hasil keputusan RUPS Tahunan dari penerbit. 

Saham dari kedua penerbit tersebut ditawarkan dengan harga Rp 50 ribu per lembang dengan minimal pembelian bervariasi antara  20-100 lembar atau sebesar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. 

Ke depan, Gunawan melihat masyarakat Indonesia cukup antusias untuk berpartisipasi membangun UMKM melalui ECF. "Prospek ECF sangat cerah mengingat UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia dan lebih dari 90% tenaga kerja di Indonesia diserap oleh UMKM," kata Gunawan. 

Agar pasar ECF semakin ramai, Gunawan berharap semua stakeholder dapat bersama-sama memperkenalkan industri urun mudal ini kepada calon penerbit UMKM atau calon pemodal. 

Baca Juga: Untung dan Risiko Investasi di Bisnis Crowdfunding Berimbang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli