KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkaca pada kondisi pergerakan masing-masing indeks dan kondisi pasar terkini, baik Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi sama-sama memiliki daya tarik bagi para investor. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menuturkan, SUN masih punya potensi keuntungan yang tinggi untuk dikoleksi investor. Selain didukung oleh faktor peluang penurunan suku bunga acuan AS, berita-berita negatif seputar perang dagang sedikit mereda. Dengan begitu, peluang berlanjutnya yield SUN masih cukup terbuka di samping potensi
capital gain dari kenaikan harga yang juga cukup besar.
“Tapi karena perubahan harga SUN terjadi cukup cepat, potensi koreksi karena profit taking juga cukup terbuka,” kata dia, Jumat (5/7). Di sisi lain, ia juga menyebut kemungkinan turunnya yield SUN 10 tahun di bawah level 7% masih ada di sisa tahun ini. Apalagi,
capital inflow dari investor asing ke pasar SUN masih terus terjadi. Asal tahu saja, yield SUN 10 tahun kembali mencetak rekor terendahnya di tahun ini di level 7,18% pada perdagangan Jumat lalu. Tak hanya itu, berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), INDOBeX Government Total Return mencatat pertumbuhan sebesar 9,17% (ytd) ke level 258,18 hingga Jumat (5/7) lalu. Kinerja indeks obligasi negara untuk sementara ini lebih dibandingkan INDOBeX Corporation Total Return yang naik 7,91% (ytd) ke level 283,64. Sementara itu, Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai, perkembangan indikator-indikator fundamental ekonomi Indonesia juga akan menjadi penentu apakah yield SUN bisa bergerak di bawah level 7% atau tidak. Terlepas dari itu, ia sepakat, SUN sangat prospektif bagi para investor untuk saat ini. Ia pun menyarankan agar investor mulai melakukan pembelian SUN secara berkala mumpung potensi kenaikan harganya masih besar. Tak hanya itu, seiring dengan tren penurunan yield SUN, investor juga bisa lebih leluasa dalam memilih seri dari berbagai tenor. Utamanya, seri-seri bertenor panjang yang menawarkan yield tinggi.
Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menyebut, walau pertumbuhan indeks obligasi korporasi tidak secepat obligasi pemerintah, instrumen ini tetap menjanjikan bagi investor yang menginginkan return atraktif dan stabil hingga waktu jatuh tempo. Obligasi korporasi pun tetap menawarkan kupon yang lebih tinggi ketimbang SUN sekalipun tren yield sedang menurun. “Ekspektasinya
spread kupon obligasi dengan yield SUN saat ini antara 100—150 bps untuk rating idAAA,” paparnya, akhir pekan lalu. Selain itu, tren penurunan yield SUN juga akan memicu penerbitan obligasi korporasi yang lebih ramai. Bertambahnya suplai obligasi korporasi pada akhirnya akan memudahkan para investor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto