KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger atau penggabungan bisnis PT Indosat Ooredo (
ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) membawa sentimen positif pada pertumbuhan kinerja ISAT. Namun, analis mengatakan pelaku pasar perlu terus mengawal realisasi manfaat dari singeri yang ditujukan untuk menciptakan efisiensi kinerja ISAT ke depan. Manajemen ISAT mengatakan aksi merger ini dapat menambah langkah efisiensi dalam hal penurunan pengeluaran yang ujungnya diharapkan bisa memberikan keuntungan lebih. Peleburan kedua perusahaan tersebut menghasilkan nama perusahaan baru, yaitu PT Indosat Ooredo Hutchison. Perkiraan pendapatan tahunan yang didapat setelah merger adalah US$ 3 miliar. Keduanya, juga bakal mendapat keuntungan berupa sinergi belanja modal. Perusahaan halo-halo ini memperkirakan rasio proses (
run rate) tahunan sinergi sebelum pajak akan mencapai US$ 300 juta-US$ 400 juta dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Baca Juga: Merger Indosat Ooredoo & 3 Indonesia harus ciptakan iklim persaingan usaha yang sehat Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi melihat contoh efisiensi yang terjadi setelah ISAT merger adalah penurunan biaya sewa
tower. Michael mencatat terdapat sekitar 20%-25% tower ISAT tumpang tindih dengan tower H3I. Ke depan ISAT bisa merelokasi menara yang saling tumpang tindih. Efisiensi juga bisa terjadi pada penurunan sewa peralatan dan gaji pegawai. Menurut Michael, pengeluaran untuk gaji pegawai di industri telekomunikasi porsinya cukup besar di 60%. "
Fixed cost bisa menurun dengan adanya merger," kata Michael, Rabu (22/9). Di satu sisi, besaran proyeksi sinergi sebesar US$ 300 juta-US$ 400 juta berpotensi menurun. Menurut, Michael target tersebut bisa menurun bila pemerintah tidak menyetujui penggabungan spektrum ISAT dengan H31 hingga 100%. "Persoalan jatah spektrum masih perlu persetujuan pemerintah jika ada spektrum yang harus dikembalikan maka
cost saving yang diproyeksikan mencapai US$ 300 juta berpotensi berkurang untuk menyewa
tower baru bila spektrum yang digunakan penuh," kata Michael.
Baca Juga: Merger dengan Tri, Peringkat Utang Indosat (ISAT) Bisa Diturunkan Hingga Dua Tingkat ISAT juga masih memiliki pekerjaan rumah dalam hal pemasaran setelah melakukan merger. Michael melihat pangsa pasar H3I dan ISAT berbeda. Perlu ada strategi pemasaran khusus untuk meningkatkan pangsa pasar.
Namun, sentimen merger saat ini sudah diantisipasi pelaku pasar. Maklum, perkembangan pemberitaan merger sudah berlangsung sekitar satu tahun. Saat ini pelaku pasar cenderung ambil untung. Rabu (22/9), harga saham ISAT ditutup melemah 1,82% ke Rp 6.725 per saham. Michael merekomendasikan netral saham ISAT dengan target harga Rp 7.000 per saham.
Baca Juga: Merger membawa efek positif, Samuel Sekuritas rekomendasikan hold saham ISAT Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati