Menimbang tawaran bisnis pisang goreng



Sejak lama, pisang goreng menjadi camilan yang sangat populer di lidah masyarakat Indonesia. Pamor cemilan ini kian mencorong seiring inovasi produk serta citarasa yang terus dikembangkan oleh para pelaku usahanya.

Beberapa menu olahan pisan goreng itu di antaranya pisang molen, pisang cokelat, dan pisang kriuk. Nah, pisang kriuk dengan tampilan mirip nugget daging merupakan varian baru yang ditawarkan oleh Setiawan di Makassar.

Selain pisang goreng nugget, Setiawan juga menawarkan penganan pisang goreng renyah (crispy). Kedua menu pisang goreng ini dibanderol seharga Rp 15.000-Rp 20.000 per porsi. Setiawan mengklaim, kelebihan pisang gorengnya ada di bumbu kriuk.


Setiawan terjun ke bisnis ini sejak tahun 2010 dengan mendirikan merek usaha Gogo Crispy. Mulai awal tahun ini, ia resmi menawarkan kerjasama kemitraan.

Meski masih baru saja menawarkan kemitraan, Gogo Crispy sudah memiliki delapan mitra yang tersebar di Makassar, Balikpapan, Kendari, Samarinda, dan Ternate. “Sebenarnya, ada 27 calon mitra yang mengajukan permohonan kerja sama, tapi sejauh ini baru delapan mitra yang sudah deal,” tuturnya.

Gogo Crispy menawarkan dua paket kemitraan. Paket pertama, ditawarkan dengan biaya investasi Rp 45 juta. Biaya itu sudah termasuk kerja sama selama empat tahun, gerobak, peralatan lengkap, pelatihan karyawan, dan bahan baku awal.

Dalam sebulan, menurut estimasi Setiawan, mitra bisa meraup omzet Rp 15 juta. Dengan laba 30%, mitra bisa balik modal dalam jangka waktu enam bulan.

Paket kedua senilai Rp 70 juta. Mitra mendapatkan kerja sama empat tahun, booth yang lebih besar, perlengkapan, bahan baku awal, dan pelatihan karyawan. Jika tertarik mengambil paket ini, mitra harus menyediakan ruangan seluas 60 meter persegi.

Setiawan memprediksi, mitra bisa meraup omzet Rp 35 juta per bulan dari paket ini. Laba bersihnya pun sekitar 30% dari omzet. Mitra diperkirakan mencapai titik impas setelah sembilan bulan.

Gogo Crispy memungut royalty fee 4% dari omzet. Kata Setiawan, biaya ini dikembalikan pada mitra dalam bentuk promosi usaha. Mitra juga wajib membeli bahan baku dari pusat seharga Rp 20.000- Rp 21.000 per kilogram (kg).

Pengamat waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim menilai, prospek bisnis pisang goreng belakangan agak meredup. Indikasinya, banyak gerai kemitraan pisang goreng dengan brand-brand­ tertentu yang tutup.

Ada beberapa faktor yang membuat usaha ini kurang menjanjikan. Selain karena ketatnya persaingan, olahan pisang goreng juga tidak sulit dibuat. Makanya, kata Erwin, bila ingin bertahan di bisnis ini, harus ada keunikan khusus dalam setiap menu olahan pisang goreng yang ditawarkan. "Orang tidak mudah mau meniru," ujarnya.

Lantaran pisang goreng sifatnya hanya camilan, perlu juga disediakan menu tambahan sebagai pelengkap. Menu tambahan ini perlu bila usahanya mengusung konsep semi kafe. "Bila konsepnya seperti ini, target pasarnya menengah ke atas," kata Erwin.       Gogo CrispyGriya Batas Kota, Tulip E2/6Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 21, Makassar, Sulawesi SelatanHP: 085696465769

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri