Menimbang untung-rugi investasi SUN dollar AS saat ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati sama-sama mengalami tren penurunan yield, analis menilai Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah dianggap masih lebih menarik bagi investor untuk saat ini ketimbang SUN berdenominasi dollar AS.

Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah menilai, SUN berdenominasi rupiah memiliki keunggulan lantaran mata uang garuda masih dalam tren menguat terhadap dollar AS.

Ditambah lagi, real interest rate SUN berdenominasi rupiah terbilang tinggi. Sebab, ada jarak yang cukup lebar antara yield SUN dengan tingkat inflasi Indonesia yang rendah.


Selain itu, ketika The Fed tak lagi agresif menaikkan suku bunga acuan AS, sebagian investor global memilih untuk memburu aset-aset berisiko di negara emerging market seperti Indonesia. SUN berdenominasi rupiah menjadi salah satu aset yang diburu investor tersebut.

Terbukti, nilai kepemilikan asing di pasar Surat Berharga Negara (SUN) sudah mencapai Rp 954,08 triliun per 20 Maret lalu.

“Pamor SUN mata uang rupiah sedang menanjak di mata investor-investor global,” kata Rio, Jumat (22/3).

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengakui, risiko stagnannya keuntungan kurs atau bahkan kerugian kurs sangat mungkin terjadi ketika berinvestasi SUN bervaluta asing di periode terkini.

Akan tetapi, SUN valas tetap memiliki daya tarik, utamanya bagi investor yang benar-benar memiliki kebutuhan dana dalam mata uang dollar AS. Apalagi, dollar AS menyandang status sebagai mata uang acuan global sekaligus salah satu aset safe haven.

Lagi pula, INDON-29 selaku SUN berdenominasi dollar AS tenor 10 tahun saat ini memiliki posisi yield yang lebih tinggi daripada US Treasury dengan tenor serupa. Hasilnya, investor berpotensi memperoleh keuntungan yield yang lebih tinggi ketimbang US Treasury.

Namun, kembali lagi, risiko yang dihadapi investor juga lebih besar lantaran perbedaan peringkat utang antara Indonesia dan AS. Saat ini, Indonesia menyandang peringkat BBB- dari S&P. Di sisi lain, peringkat utang AS adalah AA+ dari lembaga pemeringkatan yang sama.

“Kalau investor terbiasa dengan risiko tinggi, SUN valas punya nilai tambah. Tapi kalau investor lebih nyaman dengan risiko yang terukur, US Treasury punya keunggulan di situ,” ungkap Fikri, akhir pekan lalu.

Sementara itu, Rio menyarankan agar investor yang tetap ingin berinvestasi di SUN valas untuk melakukan diversifikasi. Artinya, investor tak hanya fokus pada satu tenor tertentu saja.

“Kalau dollar AS masih berpotensi volatile, sebaiknya investor memperbanyak seri-seri yang bertenor pendek,” kata dia.

Sebagai informasi, yield INDO-29 mengalami penurunan 64 bps (ytd) menjadi 3,91% hingga Jumat (22/3). Level tersebut merupakan yang terendah sepanjang tahun ini.

Di periode yang sama, yield SUN seri FR0078 baru turun 37 bps (ytd) ke level 7,57% hingga akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto