KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) akhirnya mengumumkan rencana pelepasan bisnis es krim. Aksi ini sebenarnya, merupakan bagian dari rencana Unilever PLC dalam divestasi bisnis es krim globalnya. Adapun UNVR akan menjual bisnis es krimnya kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia senilai Rp 7 triliun tidak termasuk PPN. Kesepakatan ini tertuang dalam kontrak yang telah diteken pada 22 November 2024. Transaksi tersebut mencakup nilai pasar aset tetap sebesar Rp 2,55 triliun, nilai buku bersih per September 2024 senilai Rp 1,99 triliun dan nilai persediaan per September sebesar Rp 172,8 miliar.
Penjualan ini memungkinkan UNVR merealisasikan nilai investasinya dalam bisnis es krim di Indonesia dan mengembalikan nilai tersebut kepada para pemegang sahamnya dalam jangka pendek.
Baca Juga: Unilever (UNVR) Bakal Jual Bisnis Es Krim Seharga Rp 7 Triliun, Ini Pembelinya Rencana divestasi ini juga memungkinkan UNVR untuk kembali fokus kepada bisnis intinya yang tersisa, harapannya bisa meningkatkan nilai bagi para pemegang saham jangka panjang. Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Edi Chandren menilai rencana divestasi ini sebagai hal yang positif. Dia menilai valuasi divestasi bisnis es krim UNVR ini tergolong premium. Dalam hitungannya, nilai divestasi tersebut setara dengan dengan Price Book Value (P/BV) 3,2 kali. Edi bilang angka tersebut jauh di atas valuasi P/BV Campina Ice Cream di atas 2 kali. "Secara Price Earning (P/E), valuasi akuisisi berdasarkan estimasi kami adalah sekitar 20 kali sampai 25 kali, di atas valuasi UNVR secara keseluruhan," jelasnya dalam riset, Selasa (26/11). Aspek positif lainnya, lanjut Edi, membuat UNVR menjadi lebih fokus menjalankan bisnisnya dan berpotensi terdapat ruang efisiensi, terutama mengingat tren kinerja yang kurang baik belakangan ini. Di sisi lain, UNVR juga berpotensi memberikan dividen spesial dari hasil keuntungan penjualan bisnis ini kepada investor dengan nilai yang diproyeksikan mencapai Rp 4,8 triliun. "Dari aspek negatif, UNVR berisiko kehilangan bisnis yang menawarkan potensi pertumbuhan yang baik. Namun kami tidak bisa mengomentari lebih jauh karena terbatasnya track record kinerja bisnis es krim," kata dia.
Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas menambahkan yang dilakukan UNVR sebenarnya hanya mengekor rencana Unilever global, di tambah persaingan bisnis es krim yang cukup ketat di Indonesia.
"Namun UNVR masih punya pekerjaan rumah untuk mencari sumber pertumbuhan pendapatan yang bau di tengah penurunan pendapatan berapa tahun ke belakang," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari