Meningkatkan kualitas kakao dengan pelindung sarung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemik corona Kementerian Pertanian meminta agar para petani menggenjot produktivitas komoditas pertanian termasuk perkebunan. Salah satu hal yang menjadi sorotan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah bagaimana petani menjaga kualitas agar bisa berdaya saing di dunia.  Termasuk menjaga produk perkebunan dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).  

Nah, di tengah kondisi pandemik corona yang membatasi ruang gerak individu tak membuat para petani patah semangat untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk. Termasuk para pekebun yang tergabung dalam Regu Pengendalian OPT (RPO). RPO yang dibentuk dari kelompok tani atau gabungan kelompok tani tetap secara aktif dan dinamis bergerak melaksanakan kegiatan pengendalian OPT di lapangan, dengan selalu memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan kegiatan, RPO berkoordinasi dengan Brigade Proteksi Tanaman (BPT) yang berada di UPTD Perlindungan Perkebunan di masing-masing Provinsi, dan BPT UPT Pusat dilakukan secara daring. Salah satunya, RPO Gotong Royong dari Provinsi Gorontalo. RPO yang terbentuk dua tahun silam ini telah mampu menghasilkan rupiah dari jasa pengendalian OPT yang diberikannya kepada warga sekitar.


“Di tengah pandemi ini, kami tetap gerak. Bukan hanya kita yang mau sehat, kakao juga kudu sehat, jadi OPT harus dibasmi, kalo dibiarin aja kakaonya mati, kita malah jadi pusing dan jadi tidak sehat semuanya,” ujar Koordinator RPO Gorontalo Slamet  saat dihubungi via media daring oleh tim Brigade Proteksi Tanaman (BPT) Pusat dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Selasa (22/9).

Editor: Lamgiat Siringoringo