Meningkatnya Ekspektasi Kesepakatan Gaza Tercapai, Harga Minyak Masih Redup



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia masih lesu. Peningkatan ekspektasi akan segera tercapainya kesepakatan Gaza menekan harga minyak.

Berdasarkan data Trading Economics, harga minyak WTI masih berada di US$ 69,27 per barel pada Jumat (6/9) pukul 12.06 WIB. Dalam sepekan, harganya merosot 5,78% dan sebulan terakhir turun 7,88%.

Research and Development ICDX Yoga Tirta mengatakan, harga minyak masih bergerak bearish tertekan oleh sentimen meningkatnya ekspektasi akan segera tercapainya kesepakatan Gaza dan melonjaknya pasokan minyak dari Venezuela ke pasar global.


"Meski demikian, keputusan OPEC+ untuk menunda kenaikan produksi, dan laporan EIA membatasi penurunan harga lebih lanjut," tulisnya dalam riset, Jumat (6/9).

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara optimistis mengatakan bahwa 90% isi kesepakatan telah disetujui oleh Israel dan Hamas. Sehingga hanya tersisa beberapa isu untuk dapat mencapai kesepakatan yang telah melalui negosiasi selama berbulan-bulan.

Blinken juga menambahkan dalam beberapa hari mendatang akan dilakukan pertemuan kembali antara AS, para mediator (Qatar dan Mesir), Israel dan Hamas untuk menyelesaikan isu-isu yang masih tersisa itu.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Jumat (6/9) Siang, Brent ke US$72,82 dan WTI ke US$69,27

Turut membebani pergerakan harga, ekspor minyak Venezuela bulan Agustus dilaporkan mencapai rata-rata hampir 885.000 bph, lebih tinggi 50% dari bulan Juli dan 62% lebih besar dari periode yang sama tahun lalu. Ada sebanyak 51 kargo yang memuat minyak dan bahan bakar dari Venezuela ditujukan ke Asia sebagai tujuan utama, disusul oleh AS, Eropa, dan Kuba.

Sementara itu, dalam upaya untuk mendukung pasar minyak di tengah penurunan harga dan bahan bakar, aliansi OPEC+ pada hari Kamis mengumumkan penundaan rencana menambah produksi sebesar 189.000 bph yang akan dimulai pada bulan Oktober. Penundaan pelaksanaannya hingga bulan Desember, kemudian akan ditingkatkan menjadi 207.000 bph pada bulan Januari.

"Meski demikian, sumber delegasi mengisyaratkan bahwa dalam pertemuan juga disepakati fleksibilitas untuk menghentikan sementara atau membalikkan penyesuaian tersebut jika diperlukan," terang Yoga.

Dari sisi pasokan, badan statistik EIA pada Kamis malam merilis laporan stok terbaru yang menunjukkan persediaan minyak mentah turun sebesar 6,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 30 Agustus. Angka itu jauh melebihi prediksi awal yang memperkirakan stok akan turun sebesar 1,1 juta barel.

"Laporan EIA tersebut mengindikasikan permintaan yang kuat di pasar energi AS," sambungnya.

Dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 73 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 67 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari