KONTAN.CO.ID - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF), optimis penjualan di tahun 2023 akan terus bertumbuh. Optimisme tersebut didukung oleh tren penggunaan produk daur ulang yang diperkirakan akan meningkat pasca pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, kekhawatiran akan penularan Covid-19 sempat mengganggu rantai pasokan dan membuat sebagian orang menghentikan penggunaan bahan daur ulang. Sejalan dengan meningkatnya permintaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan produk daur ulang, INOV akan melanjutkan ekspansi usaha. Perseroan memperkirakan penjualan tahun 2023 akan tumbuh dua digit. “Kami melihat penjualan akan terus bertumbuh. Oleh karena itu, tantangan di tahun 2023 bukan berasal dari sisi penjualan, tetapi dating dari sisi beban-beban biaya yang kemungkinan akan meningkat akibat tingginya harga barang-barang komoditas, terutama harga energy akibat perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga menjadi perhatian serius kita tahun ini, karena berpotensi menggerus pendapatan Perseroan,” kata Direktur INOV, Victor Choi.
Meningkatnya Tren Penggunaan Produk Daur Ulang Pasca Covid Untungkan INOV
KONTAN.CO.ID - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF), optimis penjualan di tahun 2023 akan terus bertumbuh. Optimisme tersebut didukung oleh tren penggunaan produk daur ulang yang diperkirakan akan meningkat pasca pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, kekhawatiran akan penularan Covid-19 sempat mengganggu rantai pasokan dan membuat sebagian orang menghentikan penggunaan bahan daur ulang. Sejalan dengan meningkatnya permintaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan produk daur ulang, INOV akan melanjutkan ekspansi usaha. Perseroan memperkirakan penjualan tahun 2023 akan tumbuh dua digit. “Kami melihat penjualan akan terus bertumbuh. Oleh karena itu, tantangan di tahun 2023 bukan berasal dari sisi penjualan, tetapi dating dari sisi beban-beban biaya yang kemungkinan akan meningkat akibat tingginya harga barang-barang komoditas, terutama harga energy akibat perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga menjadi perhatian serius kita tahun ini, karena berpotensi menggerus pendapatan Perseroan,” kata Direktur INOV, Victor Choi.