Menjadi super holding tech, Multipolar jadi salah satu pemegang saham Bukalapak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multipolar Tbk (MLPL) berambisi menjadi super holding tech. Diam-diam, MLPL menjadi salah satu pemegang saham PT Bukalapak.com (BUKA) yang hari ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kontan.co.id, secara persentase, porsi kepemilikan MLPL di BUKA memang kurang dari 5%. Maklum, minat investor, baik ritel maupun institusi terhadap untuk IPO Bukalapak sangat tinggi. Imbasnya, aturan clawback berlaku.

Aturan clawback ini mengatur kondisi bila terjadi kelebihan pemesanan (oversubscribed) pada penjatahan terpusat (pooling) investor ritel, maka kelebihan itu dengan persentase tertentu akan diambil dari penjatahan pasti (fix allotment) yang umumnya diperuntukkan bagi investor institusi.

Meski begitu, setiap kenaikan saham BUKA akan memberikan keuntungan langsung bagi para pemegang sahamnya. Tak lama setelah listing pada pagi tadi, bahkan sempat masuk bid hingga Rp 1,8 triliun.

Baca Juga: Perdagangan perdana, saham BUKA melejit 24,71% dan kena ARA

 
MLPL Chart by TradingView

Hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, saham BUKA ditutup pada level Rp 1.040 per saham. Artinya, setiap saham BUKA sudah memberikan cuan 24% kurang dari sehari.

Masuknya MLPL ke BukaLapak kembali menegaskan bahwa perusahaan dalam Grup Lippo itu fokus menjadi super holding tech yang memiliki berbagai investasi di area teknologi. MLPL diketahui juga merupakan investor sejumlah aplikasi seperti Ruangguru, Ovo, Grab, Klinikpintar, dan Carro.

Bukalapak merupakan salah satu raksasa e-commerce di Indonesia dengan gross merchandise value (GMV) US$ 3 miliar. Bukan hanya mencetak sejarah sebagai tech company pertama IPO, nilai emisi Bukalapak juga memecahkan rekor nilai IPO terbesar sepanjang sejarah di Indonesia, nyaris Rp 22 triliun.

Selanjutnya: Tak berdaya, rupiah masih melemah ke Rp 14.365 per dolar AS pada tengah hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari