Menjadikan industri gas lebih kekinian



KONTAN.CO.ID - Meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bukanlah hal mudah. Apalagi harus melanjutkan bisnis di industri gas, yang oleh sebagai milenial dianganggap bisnis kuno.

Rachmat Harsono, Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, menyampaikan kepada jurnalis KONTAN Francisca Bertha Vistika mengenai strateginya memajukan perusahaan dan membawanya memasuki industri 4.0.

Sebagai bagian dari grup Samator, PT Aneka Gas Industri Tbk menyumbang penghasilan sekitar 65% hingga 70% di grup. Sekadar informasi, Samator memiliki bisnis seperti properti, pembiayaan, otomotif dan lain lain-lain.


Kebetulan saya sudah di industri gas ini sejak 2002. Itu mungkin yang menjadi dasar mengapa saya mendapat kepercayaan bisnis ini. Dan sebagai bisnis keluarga, tentu harus saya melanjutkan tongkat estafet ini dengan baik.

Berhubung saya sudah lama bekerja di sini, begitu memegang jabatan presiden direktur sebenarnya tidak banyak kebijakan yang saya ubah. Semua sesuai visi dan misi awal saja.

Yang membedakan, saya menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda dari pemimpi sebelumnya. Mengingat saya masih berjiwa muda, saya harus menyesuaikan tutur kata saya.

Buat saya, memimpin tidak perlu terlalu formal dan harus bisa mengikuti caranya generasi milenial. Maklum saja, jumlah karyawan milenial di perusahaan ini semakin banyak.

Padahal, sekarang ini sebenarnya  anak muda lebih memilih masuk ke bidang usaha startup, finance, dan consulting. Jarang sekali yang mau masuk ke industri gas. Menurut mereka, ini industri yang kuno.  

Perkuat teknologi

Karena itulah, kami terus melakukan transformasi. Aneka Gas mencoba mengembangkan perusahaan ini agar menjadi  industri 4.0. Caranya, kami terus memperbaharui kultur kerja dan didukung teknologi.

Inisiatif ini muncul pada 2016. Namun, pada 2017 kami baru mulai merealisasikan rencana tersebut dengan melakukan otomatisasi di beberapa lini.  

Misalnya saja, pengoperasian mesin. Sekarang ini, mesin kami sudah hanya dioperasikan tiga hingga empat orang saja di setiap pabriknya. Sisanya sudah otomatis.

Kami juga mulai otomatisasi pada logistik, yaitu mengontrol semua pengiriman lewat teknologi. Kami bisa memantau truk yang membawa gas.

Jika ada order di daerah tertentu, kami bisa mengirimkan truk dari lokasi yang paling dekat. Ini menghemat waktu untuk bisa sampai ke tangan konsumen.

Kami juga memasangkan alat untuk melakukan kontrol storage tank konsumen. Apabila stok di tanki gas sudah di batas kritikal, secara otomatis kami tahu, dan siap mengirimkan pasokan gas lagi ke konsumen.

Tahun depan, kami berencana menjual produk ritel kami lewat e-commerce. Nantinya, kami akan coba jual gas-gas dalam tabung kecil. Namun, sekarang produk ini masih dalam tahap penggodokan. 

Sebenarnya saya bukan ditunjuk untuk mengembangkan digitalisasi, karena sudah jadi rencana perusahaan ini sejak beberapa tahun lalu. Kami terus mendorong di semua lini, untuk memacu anak muda di perusahaan ini agar lebih berinovasi.

Yang saya harapkan dari karyawan sebenarnya, mereka harus tahu alasan mereka bekerja di Aneka Gas ini untuk apa?

Mereka harus memahami visi kami adalah menjadi perusahaan yang diidamkan. Untuk itu, mereka pun harus menunjukkan karakter seperti apa yang diidam-idamkan banyak orang.

Selain itu, mereka harus tahu tujuan mereka bekerja di Aneka Gas, yakni mendayagunakan gas alam untuk memanfaatkan kehidupan lebih baik.

Mereka harus paham, bahwa dengan memanfaatkan udara sebagai bahan baku gas, membuat banyak hal terselesaikan.

Misalnya, dengan natural gas yang kami jual, kami bisa membuat kerupuk dalam kemasan menjadi lebih garing. Natural gas juga bisa membantu petani kemiri dalam memecah kulit kemiri.

Dengan begitu menghemat waktu dan nilai jualnya bisa tinggi. Nah, karyawan kami harus tahu  ini lebih dulu.

Saya melihat generasi milenial itu karakternya berbeda. Mereka tidak bisa diiming-imingi rewards dalam mengerjakan sesuatu. Kunci utamanya harus menekankan, mengapa mau bekerja di industri seperti ini.

Milenial itu penuh dengan ide cemerlang. Saya pun terbuka dengan ide-ide karyawan saya. Makanya, kami siapkan kotak saran di setiap cabang kami.

Saya sendiri menerapkan kepemimpinan yang melayani sekaligus mendengarkan. Menurut saya, pemimpin yang baik itu bukan yang banyak bicara, tetapi harus banyak mendengar. Saya harus membuka diri saya menerima ide-ide baru.

Bergantung nasib

Tahun depan, kami menargetkan pertumbuhan Aneka Gas Industri minimal bisa dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagai gambaran, hingga September 2018 lalu, bisnis kami bisa tumbuh 12%. Ini artinya pertumbuhan kami sudah lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi.

Saya yakin tahun depan masih banyak peluang, asalkan industri yang kami pasok gas juga berjalan dengan kencang. Semoga regulasi yang dibuat mendorong industri tersebut.

Apalagi dengan adanya aturan penggunaan bahan lokal yang tinggi. Tentu saja, ini mendorong kami dan bisnis bahan baku yang diproduksi di Indonesia.

Di dunia ini, untuk gas industri banyak didominasi pemain asing. Hanya lima negara yang didominasi pemain lokal, salah satunya Indonesia.

Sayangnya, industri yang membutuhkan gas di Indonesia belum sebesar di Singapura dan Thailand. Itulah yang menjadi tantangan kami menggenjot industri ini.

Namun, kami juga belum berencana untuk mengekspor. Ekspor agak susah, kecuali, ada industri Indonesia yang ramai-ramai berinvestasi di luar negeri, kami juga akan investasi.

Tahun depan fokus kami adalah menambah filling station sebanyak sembilan hingga sepuluh unit lagi, dari jumlah yang ada sekarang 97.

Rencananya kami juga akan buka franchise karena banyak yang berminat. Asalkan lahannya cocok, kami akan coba bantu. Untuk pabrik, sudah 44 unit dan belum rencana menambah lagi.         ◆

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Mesti Sinaga