JAKARTA. Industri meeting, incentive, convention and exhibition (MICE) sedang berkembang di Indonesia. Gelaran pameran atau pertunjukan bertaraf internasional mulai sering diselenggarakan. Peluang ini pula yang ditangkap PT Dyandra Media International Tbk (DYAN). Perusahaan yang berbisnis di bidang MICE ini menyiapkan serangkaian ekspansi untuk memperkuat pangsa pasar. Salah satunya membangun gedung konvensi seluas 150.000 m² di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten. Gedung konvensi yang akan menelan dana investasi Rp 2,1 triliun itu diproyeksikan mengalahkan gedung konvensi di Kemayoran, Jakarta yang selama ini kerap digunakan sebagai lokasi pameran dan pertunjukan.
Untuk mendanai ekspansi tersebut, DYAN mencari sumber pembiayaan. Salah satu caranya dengan melepas kepemilikan saham ke pasar modal. Jumlah saham yang DYAN lepas sebanyak 1,2 miliar saham setara 30%. Pada 25 Maret 2013, saham DYAN resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga jual initial public offering (IPO) DYAN di Rp 350 per saham. Alhasil, dari IPO tersebut, Dyandra berhasil meraih dana Rp 448,7 miliar. Berdasarkan prospektus IPO perusahaan di bawah Grup Kompas Gramedia (sehingga masih terafiliasi dengan KONTAN), DYAN akan mengaloksikan dana IPO untuk tiga keperluan. Porsi terbesar, yakni sekitar 67% atau setara dengan Rp 300,63 miliar, untuk menyuntik modal anak usaha. Sekitar 24% dana IPO untuk melunasi utang ke Bank CIMB Niaga dan 9% sebagai modal kerja. Anak usaha Dyandra Dyandra mempunyai empat anak usaha. Pertama, PT Dyandra Promosindo yang bergerak di bidang jasa penyelenggaraan acara. Kedua, PT Graha Multi Utama (GMU) yang bergerak di bisnis perhotelan. Ketiga, PT Nusa Dua Indonesia (NDI), yang bergerak di bisnis pusat konvensi dan pameran. Keempat, PT Dyamall Graha Utama yang bergerak di bisnis jasa penunjang pameran dan acara. Sebagian besar dana IPO masuk ke empat anak usaha ini. Dyandra Promosindo, misalnya, menerima Rp 35,89 miliar. Dana tersebut, 63% akan digunakan melunasi biaya akuisisi PT Fasen Creative Quality, dan PT Visicita Imaji Semesta yang bergerak di bidang jasa penyelenggaraan acara dan selebihnya untuk membiayai operasional. Dyandra juga mengalokasikan Rp 170,51 miliar untuk Nusa Dua Indonesia. Nusa Dua akan memanfaatkannya untuk membangun proyek gedung konvensi Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) tahap II, pembangunan Gramedia Expo Surabaya, gedung konvensi di Makassar serta pembangunan gedung konvensi di BSD. DYAN juga menyertakan modal Rp 85 miliar untuk ekspansi GMU. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan Hotel Amaris dan Santika di 11 lokasi dan modal kerjanya. Sekretaris Perusahaan Dyandra, Bambang Wijananto menyatakan, Dyandra memiliki agenda ekspansi cukup padat hingga 2015. Tahun ini, DYAN akan mengoperasikan empat-lima hotel di Jakarta, Bali dan Surabaya. Tahun 2014 dua proyek beroperasi yakni gedung konvensi dan hotel di Makassar, serta gedung konvensi di BSD.
Dyandra menargetkan bisa mengoperasikan lagi 11 hotel Amaris dan Santika di 2015. "Target perusahaan hingga 2015 ada 21 hotel yang dimiliki Dyandra," ujar Bambang. Berdasar laporan keuangan Dyandra per September 2012, pendapatan perusahaan ini mencapai Rp 413,19 miliar. Kontribusi paling besar, yakni senilai Rp 273 miliar, berasal dari bisnis pameran dan acara. Sementara, kontribusi dari bisnis hotel dan lini usaha penunjang pameran, masing-masing sebesar Rp 64,2 miliar dan Rp 22,3 miliar. Sisanya, dari pusat konvensi dan acara senilai Rp 52,7 miliar. Bambang berharap, tahun ini, Dyandra bisa meraup pendapatan Rp 1,2 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana