Saya beruntung menjadi
Chief Executive Officer (CEO) Allianz Life Indonesia. Saat masuk, kinerjanya bagus, bahkan sat ini sudah masuk ke tiga besar perusahaan asuransi. Amanat pemegang saham atas kepemimpinan saya di Allianz Life melanjutkan pertumbuhan dan meningkatkan layanan sebaik mungkin ke nasabah. Ini penting agar jadi pembeda dengan perusahaan asuransi lain. Untuk mengembangkan Allianz Life Indonesia, strategi kami jelas yakni terus mengembangkan pertumbuhan, kualitas, dan pengalaman nasabah.
Pertumbuhan harus melebihi pencapaian pasar dalam situasi apa pun. Kami memanfaatkan tiga saluran utama, yaitu agen, bancassurance, dan digital partnership. Target bisnis kami di tahun ini bisa tumbuh double digit di semua lini. Terkait kualitas, kami ingin menciptakan budaya tanpa cacat di perusahaan. Teknologi dipakai untuk mengatasi kendala dan meningkatkan kualitas layanan. Ketiga, adalah pengalaman nasabah.Untuk itu, kami harus memberi layanan yang melebi ekspektasi nasabah. Salah satunya lewat pengembangan layanan digital. Tak hanya dilakukan dengan dengan mitra digital, seperti Gojek dan Bukalapak, tapi pengembangan digital juga dilakukan dengan advisor, mitra distribusi, dan nasabah. Solusi digital untuk para agen semisal. Lewat aplikasi, agen dapat melakukan analisis, menjelaskan produk ke nasabah. Bagi nasabah, kebijakan pengiriman berkas juga elektronik. Saat ini, ada sekitar 65% pengajuan yang diproses elektronik. Porsi penggunaan formulir kertas hanya 35%. Tahun depan, kami tak lagi akan menggunakan formulir dalam kertas. Kami juga memiliki portal daring: Allianz Eazy Connect. Dengan portal ini, komunikasi agen dan nasabah bisa lebih mudah. Pengembangan digital juga untuk pengurusan klaim. Kami menawarkan solusi untuk kemudahan klaim. Kini sekitar 71% klaim diajukan, dikeluarkan, dan dibayarkan ke nasabah bisa dalam 24 jam. Pada 2020, kami ingin tingkatkan menjadi 80%. Dalam mengelola perusahaan, saya fokus pada dinamika tim. Tim harus bekerja seperti tim sepakbola. Jika ingin tim kuat, semua orang harus mendukung. Saat ini, kami memiliki tim sangat kuat. Meski sudah kompak, tak ubahnya tim sepak bola, Anda harus terus berlatih, saling menantang dan membangun kompetisi. Maka, tiap orang juga harus bersikap kompetitif dan terbuka. Semua harus terasah melihat apa yang terjadi di luar sana, menganalisis pasar, dan menganalisis langkah pesaing. Kreativitas itu penting. Apalagi, jika berhadapan kalangan milenial saat ini. Mereka tak selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Mereka ingin mengeksplorasi, datang dengan ide. Untuk itu, kami harus menciptakan lingkungan kreatif yang bisa mengakomodir.
Saya tak pernah memberlakukan sistem hukuman untuk orang yang melakukan kesalahan atau tak berhasil menjalankan tugas. Jika ini dilakukan, justru akan berimbas negatif, setelahnya yang bersangkutan menjadi tidak kreatif. Jika orang mencoba sesuatu dan gagal, mereka tidak perlu dihukum. Ada proses pembelajaran yang akan terbentuk. Namun ketika yang bersangkutan melakukan kesalahan yang sama, itu artinya bodoh dan harus mendapatkan hukuman. Sebaliknya, ketika seseorang telah berkontribusi baik, mereka juga berhak mendapatkan hadiah, entah itu dalam bentuk uang atau lainnya.♦
Joos Louwerier CEO Allianz Life Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi