Menjahit pasar kerajinan tas berbahan kulit sapi (bagian 1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk kerajinan berbasis kulit memang sudah lama populer. Penggemar produk kerajinan berbasis kulit, terutama produk fesyen, hingga kini juga tidak pernah mengalami sepi peminat.

Meskipun saat ini makin banyak produk fesyen berbahan kulit imitasi dengan tampil lebih modern dan modis, tapi produk yang menggunakan bahan baku kulit asli tetap punya pasar sendiri. Hal inilah yang menginspirasi Ahmad Hadi Setyo Wiyono pemilik brand Anantio Leather Bag asal Bagunharjo, Sewon, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memulai usaha kerajinan berbasis kulit sejak 2013

Ahmad memulai bisnis kerajinan setelah ia menamatkan pendidikan diploma 3 (D3). "Awalnya saya membuat produk sepatu dan sendal dari kulit sapi, sekarang tentunya berkembang ke produk lain," katanya saat dihubungi KONTAN.


Baca Juga: Membentuk untung dari kerajinan tas kayu

Saat itu ia memulai usaha dengan menyewa rumah kecil sebagai tempat produksi atau workshop. Setelah berkembang, saat ini ia mempekerjakan delapan orang pengrajin yang membantunya membuat produk berbahan kulit sapi.

Tak disangka, hingga saat ini produknya membawanya hingga dikenal ke seluruh Indonesia. Ahmad mendapatkan bahan baku kulit sapi  dari daerah Magetan Jawa Timur. Ia mengaku bisa menghabiskan sekitar 1000-2000 feet atau lembar (skala kulit) saban bulan.

Ahmad memproduksi Tas wanita, Tas pria, Clutch, Pouch, Dompet pria dan wanita, Ikat  pinggang dan masih banyak lainnya. Harga yang dia banderol mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 900.000 per item produk.

Proses pembuatan produk-produk ini memang beragam tergantung kesulitan dari detail produk. Namun rata-rata proses pembuatan memakan waktu paling lama satu minggu.

Baca Juga: Cerita Aesta Fajar merintis usaha tas kulit warna-warni

Saat ini rerata permintaan para pelanggan terhadap produk Anantio Leather Bag bisa mencapai 300 item sebulannya. Produk ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Paling jauh ia pernah mengirimkan pesanan dari Papua. Pesanan seringkali bersifat musiman. Misalnya menjelang hari raya Lebaran biasanya pesanan melonjak dua kali lipat.

Seiring dengan terus meningkatnya penjualan, omzet bisnis Anantio Leather Bag pun terus mekar. Seiring dengan itu ia juga terus memperluas kanal penjualan, yang semula lewat media sosial, dalam beberapa waktu terakhir mulai merambah pemasaran ke marketplace.

Dengan berbagai upaya menembus kanal pemasaran, omzet usaha pun mulai merangkak naik. Jika semula hanya bisa mencapai ratusan ribu, sebulan kini mulai mampu menembus Rp 40 jutaan sebulan. Ia masih bermimpi untuk melakukan ekspansi pemasaran lebih agresif.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon