JAKARTA. Getuk kerap dianggap makanan kampung dan kurang populer di perkotaan. Namun, di tangan Gatot Paristiwahono, getuk bisa menjadi camilan lezat dan digemari masyarakat kota, termasuk di Jakarta.Gatot mengaku, terinspirasi mengolah getuk, lantaran panganan ini kurang dilestarikan. "Saya ingin membawa getuk yang merupakan makanan tradisional ini supaya dikenal hingga ke berbagai daerah di tanah air," tuturnya.Ia pun berinovasi mengolah bahan getuk dan memadunya dengan beragam varian rasa. Alhasil, sejak Juni 2012, lahirlah camilan yang dinamai Getuk Goreng Granat. Sesuai namanya, pengolahan panganan ini melewati proses penggorengan. Pertama-tama, singkong yang sudah direbus dibikin getuk, dicampur gula putih, dan dibentuk bulat. Lalu, diberi isi, dibalut dengan tepung roti, dan selanjutnya digoreng. "Granat itu mengacu ke bentuk fisiknya, karena dibalut tepung roti sehingga permukaannya seperti granat," kata Gatot.Sekarang, Getuk Goreng Granat memiliki sembilan varian isi, antara lain keju, barbeque, meses, jagung bakar pedas dan piza. Lantaran digoreng, rasa getuk pun lebih gurih, dan tahan tiga hari. Satu pak getuk goreng granat yang berisi tiga buah getuk dijual seharga Rp 5.000. Lantaran mendapat sambutan hangat masyarakat, Gatot pun kian percaya diri. Apalagi, rekan-rekannya tertarik untuk menjual camilan ini. Ia pun membuka peluang kemitraan sejak 2012 untuk mempercepat perkembangan usaha.Kini, ada 16 booth Getuk Goreng Granat yang beroperasi di Jakarta, Depok, dan Sidoarjo. Tiga booth milik sendiri, sementara 13 booth lainnya milik mitra. Tertarik menjadi mitra Getuk Goreng Granat? Anda harus menyiapkan investasi Rp 10 juta. Mitra akan mendapatkan booth, kompor listrik, bahan baku awal, seragam pekerja, serta x-banner. Ada pula, paket master franchise dengan biaya Rp 30 juta, sebab harus membeli minimal tiga booth. Sebagai master franchise, berhak menjual maksimal 25 booth di satu wilayah.Gatot memperkirakan, satu booth bisa meraup omzet Rp 5 juta sebulan. "Dengan keuntungan bersih 32%, mitra sudah bisa balik modal dalam 5 bulan," targetnya. Gatot optimistis, produk getuk goreng granat akan terus diminati. Apalagi ia akan terus berinovasi, baik bentuk maupun varian rasanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menjajal bisnis Getuk Goreng Granat
JAKARTA. Getuk kerap dianggap makanan kampung dan kurang populer di perkotaan. Namun, di tangan Gatot Paristiwahono, getuk bisa menjadi camilan lezat dan digemari masyarakat kota, termasuk di Jakarta.Gatot mengaku, terinspirasi mengolah getuk, lantaran panganan ini kurang dilestarikan. "Saya ingin membawa getuk yang merupakan makanan tradisional ini supaya dikenal hingga ke berbagai daerah di tanah air," tuturnya.Ia pun berinovasi mengolah bahan getuk dan memadunya dengan beragam varian rasa. Alhasil, sejak Juni 2012, lahirlah camilan yang dinamai Getuk Goreng Granat. Sesuai namanya, pengolahan panganan ini melewati proses penggorengan. Pertama-tama, singkong yang sudah direbus dibikin getuk, dicampur gula putih, dan dibentuk bulat. Lalu, diberi isi, dibalut dengan tepung roti, dan selanjutnya digoreng. "Granat itu mengacu ke bentuk fisiknya, karena dibalut tepung roti sehingga permukaannya seperti granat," kata Gatot.Sekarang, Getuk Goreng Granat memiliki sembilan varian isi, antara lain keju, barbeque, meses, jagung bakar pedas dan piza. Lantaran digoreng, rasa getuk pun lebih gurih, dan tahan tiga hari. Satu pak getuk goreng granat yang berisi tiga buah getuk dijual seharga Rp 5.000. Lantaran mendapat sambutan hangat masyarakat, Gatot pun kian percaya diri. Apalagi, rekan-rekannya tertarik untuk menjual camilan ini. Ia pun membuka peluang kemitraan sejak 2012 untuk mempercepat perkembangan usaha.Kini, ada 16 booth Getuk Goreng Granat yang beroperasi di Jakarta, Depok, dan Sidoarjo. Tiga booth milik sendiri, sementara 13 booth lainnya milik mitra. Tertarik menjadi mitra Getuk Goreng Granat? Anda harus menyiapkan investasi Rp 10 juta. Mitra akan mendapatkan booth, kompor listrik, bahan baku awal, seragam pekerja, serta x-banner. Ada pula, paket master franchise dengan biaya Rp 30 juta, sebab harus membeli minimal tiga booth. Sebagai master franchise, berhak menjual maksimal 25 booth di satu wilayah.Gatot memperkirakan, satu booth bisa meraup omzet Rp 5 juta sebulan. "Dengan keuntungan bersih 32%, mitra sudah bisa balik modal dalam 5 bulan," targetnya. Gatot optimistis, produk getuk goreng granat akan terus diminati. Apalagi ia akan terus berinovasi, baik bentuk maupun varian rasanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News