Menjajal peluang laba usaha mi zaman now



KONTAN.CO.ID - Menu mi telah menjadi makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat Indonesia. Bahkan, ada yang menganggap mi sebagai salah satu pengganti nasi.

Agar terlihat menarik, belakangan mi banyak diberikan bahan tambahan seperti telur, kornet, sayuran, sampai cabai. Bahkan ada pula yang menambahkan lelehan keju di atasnya.

Mi kekinian itu rupanya berhasil menarik perhatian konsumen terutama anak muda. Penampilannya yang unik sering menjadi objek foto yang kemudian diunggah dalam media sosial.


Dianggap memiliki potensi usaha yang menjanjikan, pelaku usahanya pun mulai menjamur. Tak sedikit yang menawarkan kerjasama melalui sistem kemitraan. Salah satunya, Murisa Musanti Putri, pemilik Mie Chacha asal Solo, Jawa Tengah.

Memulai usaha pada November 2017 di Solo, Murisa menawarkan kemitraan usaha awal tahun 2018. Tiga bulan berlalu, belum ada mitra yang bergabung. "Tapi sudah ada lima calon mitra yang tertarik di kota yang berbeda," katanya pada KONTAN, Selasa (3/4).

Menyasar konsumen kalangan menengah ke bawah, Murisa mematok semangkuk mi dengan harga berkisar antara Rp 7.500 sampai Rp 15.000 per porsi. Dia menyiapkan berbagai topping mi. Mulai dari telur, kornet, sosis, dan keju.

Sedangkan, mengikuti tren terkini, Murisa juga menyajikan pilihan tingkat. Mulai  level 1 hingga level 50. Dia mengklaim, kelebihan produknya terletak pada penggunaan bumbu sambal racikan pribadi yang rasanya pas lidah. Selain itu, kemasan mi digunakan sebagai wadah alias pengganti piring.

Mie Chacha menawarkan kemitraan dengan investasi senilai Rp 7,5 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah satu unit booth, perlengkapan masak lengkap, bahan baku awal lima kardus mi instan, pelatihan dan branding.

Berdasarkan hitungan Icha, dalam waktu dua bulan mitra sudah bisa balik modal. Asalkan, dalam sehari bisa gerai mitra menjual minimal 40 porsi atau setara dengan perolehan omzet Rp 1,2 juta. Setelah dikurangi biaya produksi dan operasional porsi keuntungan bersih yang bisa dikantongi mitra sekitar 30% dari omzet per bulan.

Untuk menggaet konsumen baru, perempuan berhijab ini pun berpromosi. Mengikuti gaya hidup konsumennya, Murisa pun gencar berpromosi melalui media sosial seperti Instagram, Path, Twitter dan Line. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.