Kendati bukan makanan asli Indonesia, kebab sudah populer di tanah air. Terbukti, banyak orang Indonesia hobi menyantap makanan ringan asal Timur Tengah ini. Lantaran pasarnya ada, penjaja kebab pun terus bermunculan, mulai dari kelas gerobak hingga kelas restoran. Bahkan, banyak di antara mereka yang menawarkan kemitraan atau waralaba untuk mengembangkan usaha. Salah satu yang menawarkan kemitraan adalah CV Gazzaa, selaku pemilik merek Gazzaz Kebab di Jakarta. Memulai usaha sejak 2005, Gazzaz Kebab mulai menawarkan kemitraan pada tahun ini. Nuha Muhammad, pemilik CV Gazzaa mengaku, pihaknya sebenarnya telah membuka kemitraan sejak 2008. Namun, kala itu masih menerapkan sistem kemitraan putus. "Jadi mitra diperkenankan memesan bahan baku dan peralatan, tapi tidak diizinkan menggunakan merek dagang Gazzaz Kebab," jelasnya. Dari sistem kemitraan putus ini, Nuha bisa menggandeng 100 mitra bisnis. Namun, seiring berkembangnya Gazzaz Kebab, Nuha bilang, banyak yang meminta dirinya untuk membuka kemitraan dengan sistem franchise. Setelah memperkuat brand dengan mengikuti banyak pameran, Nuha pun membuka kemitraan dengan sistem franchise pada tahun ini. Ia mengklaim, sudah memiliki dua mitra di Balikpapan dan Samarinda. "Totalnya, kami telah memiliki empat gerai, karena sebelumnya kami telah memiliki dua gerai milik sendiri," ujarnya.Dalam tawaran kemitraan ini, ia menawarkan satu paket kerja sama. Yakni, paket gerobak dengan investasi Rp 50 juta di luar sewa tempat. Mitra akan mendapat perlengkapan, bahan baku awal, dan hak menggunakan merek. Mitra bisa merogoh kocek lebih besar jika membuka gerai dengan konsep mini resto. "Jadi gerobak ini bisa dikombinasikan untuk mendirikan gerai mini resto," jelasnya.Selain kebab, ia juga menjual menu lain, seperti hotdog dan burger. Harga jual makanan mulai dari rata Rp 10.000-Rp 15.000 per porsi.Nuha menargetkan, omzet mitra pada hari biasa sebesar Rp 1,5 juta per hari, dan Rp 2 juta per hari pada akhir pekan. Dengan omzet itu, diperkirakan mitra bisa balik modal dalam 3 bulan-6 bulan. Ia mengklaim, keunggulan Gazzaz Kebab terletak pada peralatan masak yang berkualitas, sehingga daging cepat matang dengan proses pemanggangan yang maksimal. Keunggulan lainnya, Gazzaz memproduksi roti sendiri, sehingga kualitasnya terjamin. Pengamat waralaba dari Ben WarG Consulting, Bije Widjajanto, menilai, konsep kemitraan yang ditawarkan Gazzaz Kebab cukup bagus. Namun, nilai investasinya terkesan tanggung karena berada di tengah-tengah konsep booth dan resto. Mestinya, Gazzaz mengemas secara all out paket kemitraan agar terlihat menarik bagi mitra. Ia menyarankan calon mitra mencermati dengan baik tawaran ini sebelum bergabung. Ia juga tak menampik bahwa pasar kebab di Jakarta sudah tidak sebesar dulu lagi. Ia menyarankan franchisor menyasar luar Jakarta. CV Gazzaa, Jl. Daud No 42 Kebon Jeruk Jakarta Barat Telp: 021-5321972Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menjajal sedapnya bisnis kebab
Kendati bukan makanan asli Indonesia, kebab sudah populer di tanah air. Terbukti, banyak orang Indonesia hobi menyantap makanan ringan asal Timur Tengah ini. Lantaran pasarnya ada, penjaja kebab pun terus bermunculan, mulai dari kelas gerobak hingga kelas restoran. Bahkan, banyak di antara mereka yang menawarkan kemitraan atau waralaba untuk mengembangkan usaha. Salah satu yang menawarkan kemitraan adalah CV Gazzaa, selaku pemilik merek Gazzaz Kebab di Jakarta. Memulai usaha sejak 2005, Gazzaz Kebab mulai menawarkan kemitraan pada tahun ini. Nuha Muhammad, pemilik CV Gazzaa mengaku, pihaknya sebenarnya telah membuka kemitraan sejak 2008. Namun, kala itu masih menerapkan sistem kemitraan putus. "Jadi mitra diperkenankan memesan bahan baku dan peralatan, tapi tidak diizinkan menggunakan merek dagang Gazzaz Kebab," jelasnya. Dari sistem kemitraan putus ini, Nuha bisa menggandeng 100 mitra bisnis. Namun, seiring berkembangnya Gazzaz Kebab, Nuha bilang, banyak yang meminta dirinya untuk membuka kemitraan dengan sistem franchise. Setelah memperkuat brand dengan mengikuti banyak pameran, Nuha pun membuka kemitraan dengan sistem franchise pada tahun ini. Ia mengklaim, sudah memiliki dua mitra di Balikpapan dan Samarinda. "Totalnya, kami telah memiliki empat gerai, karena sebelumnya kami telah memiliki dua gerai milik sendiri," ujarnya.Dalam tawaran kemitraan ini, ia menawarkan satu paket kerja sama. Yakni, paket gerobak dengan investasi Rp 50 juta di luar sewa tempat. Mitra akan mendapat perlengkapan, bahan baku awal, dan hak menggunakan merek. Mitra bisa merogoh kocek lebih besar jika membuka gerai dengan konsep mini resto. "Jadi gerobak ini bisa dikombinasikan untuk mendirikan gerai mini resto," jelasnya.Selain kebab, ia juga menjual menu lain, seperti hotdog dan burger. Harga jual makanan mulai dari rata Rp 10.000-Rp 15.000 per porsi.Nuha menargetkan, omzet mitra pada hari biasa sebesar Rp 1,5 juta per hari, dan Rp 2 juta per hari pada akhir pekan. Dengan omzet itu, diperkirakan mitra bisa balik modal dalam 3 bulan-6 bulan. Ia mengklaim, keunggulan Gazzaz Kebab terletak pada peralatan masak yang berkualitas, sehingga daging cepat matang dengan proses pemanggangan yang maksimal. Keunggulan lainnya, Gazzaz memproduksi roti sendiri, sehingga kualitasnya terjamin. Pengamat waralaba dari Ben WarG Consulting, Bije Widjajanto, menilai, konsep kemitraan yang ditawarkan Gazzaz Kebab cukup bagus. Namun, nilai investasinya terkesan tanggung karena berada di tengah-tengah konsep booth dan resto. Mestinya, Gazzaz mengemas secara all out paket kemitraan agar terlihat menarik bagi mitra. Ia menyarankan calon mitra mencermati dengan baik tawaran ini sebelum bergabung. Ia juga tak menampik bahwa pasar kebab di Jakarta sudah tidak sebesar dulu lagi. Ia menyarankan franchisor menyasar luar Jakarta. CV Gazzaa, Jl. Daud No 42 Kebon Jeruk Jakarta Barat Telp: 021-5321972Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News