JAKARTA. Tawaran kemitraan bisnis makanan Jepang terus bermunculan. Dari sekian banyak makanan khas Negeri Sakura, bisnis mi ramen Jepang termasuk paling semarak lantaran banyak pemainnya gencar menawarkan kemitraan atau waralaba.Salah satunya adalah Kooking Ramen di Jakarta Selatan. Berdiri tahun 2010, Kooking Ramen resmi mulai menawarkan kemitraan sejak tahun 2011.Yanuar Yusuf, Marketing Kooking Ramen menjelaskan, saat ini Kooking Ramen sudah menjalin kerjasama kemitraan dengan dua orang di Bandung Bali. “Total gerai ada tiga, yang satu di Jakarta milik pusat,” ujar Yanuar.Ia mengklaim, menu yang disajikan Kooking Ramen banyak disukai karena memiliki tiga tingkat kepedasan, yaitu biasa, sedang dan super pedas. Pilihan menunya ada isian telur, daging sapi dan naruto dengan kisaran harga mulai Rp 20.000 hingga Rp 35.000 per porsi. Dalam kerjasama kemitraan, Kooking Ramen menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket kaki lima senilai Rp 25 juta. Mitra yag mengambil paket ini akan mendapat booth berukuran 1,5 x 2 meter (m). Booth ini menyediakan kapasitas tempat makan untuk empat orang di tiap sisi booth. Fasilitas lain adalah peralatan masak, bumbu kemasan beku bahan baku awal untuk 50 porsi, dan pelatihan memasak bagi karyawan.Yanuar menargetkan, omzet mitra di paket ini mencapai Rp 9 juta per bulan. Dengan laba bersih 50% dari omzet, mitra bisa balik modal dalam waktu satu tahun. "Tapi untuk laba bersih ini tergantung juga dari biaya sewa tempat yang diambil mitra,” ujar Yanuar. Kedua, paket kios dengan nilai investasi Rp 50 juta. Paket ini dikhususkan bagi mitra yang ingin membuka gerai Kooking Ramen di dalam pusat perbelanjaan, seperti mal. Fasilitas buat mitra terdiri dari booth ukuran 3 x 3 m dengan kapasitas tempat makan untuk delapan orang. “Booth-nya pun khusus. Karena di dalam mal kalau cuci piring atau memasak kan perlu fasilitas khusus di booth-nya,” ujar Yanuar. Lalu ada juga fasilitas peralatan masak, bumbu kemasan beku, bahan baku awal untuk 200 porsi, dan pelatihan memasak bagi karyawan. Mitra paket ini ditargetkan bisa mengantongi omzet Rp 24 juta per bulan. Dengan laba 50%, mitra bisa balik modal dalam waktu dua tahun. "Kami tidak memungut royalti fee," ujar Yanuar.Belum populer Evi Diah Puspitawati, Pengamat Waralaba dari International Franchise Business Management menilai, bisnis makanan Jepang sedang ramai dan banyak penggemarnya. Namun, khusus mi ramen, penggemarnya belum sebanyak menu lain, seperti sushi atau bento. Maka itu, pemilik gerai perlu lebih giat melakukan penetrasi pasar. "Tujuannya agar lebih dikenal dan diterima pasar," katanya.Setiap pemain juga perlu menentukan target pasar yang ingin dibidik, sehingga bisa memilih lokasi dan harga dengan tepat.
Menjajal tawaran bisnis Kooking Ramen
JAKARTA. Tawaran kemitraan bisnis makanan Jepang terus bermunculan. Dari sekian banyak makanan khas Negeri Sakura, bisnis mi ramen Jepang termasuk paling semarak lantaran banyak pemainnya gencar menawarkan kemitraan atau waralaba.Salah satunya adalah Kooking Ramen di Jakarta Selatan. Berdiri tahun 2010, Kooking Ramen resmi mulai menawarkan kemitraan sejak tahun 2011.Yanuar Yusuf, Marketing Kooking Ramen menjelaskan, saat ini Kooking Ramen sudah menjalin kerjasama kemitraan dengan dua orang di Bandung Bali. “Total gerai ada tiga, yang satu di Jakarta milik pusat,” ujar Yanuar.Ia mengklaim, menu yang disajikan Kooking Ramen banyak disukai karena memiliki tiga tingkat kepedasan, yaitu biasa, sedang dan super pedas. Pilihan menunya ada isian telur, daging sapi dan naruto dengan kisaran harga mulai Rp 20.000 hingga Rp 35.000 per porsi. Dalam kerjasama kemitraan, Kooking Ramen menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket kaki lima senilai Rp 25 juta. Mitra yag mengambil paket ini akan mendapat booth berukuran 1,5 x 2 meter (m). Booth ini menyediakan kapasitas tempat makan untuk empat orang di tiap sisi booth. Fasilitas lain adalah peralatan masak, bumbu kemasan beku bahan baku awal untuk 50 porsi, dan pelatihan memasak bagi karyawan.Yanuar menargetkan, omzet mitra di paket ini mencapai Rp 9 juta per bulan. Dengan laba bersih 50% dari omzet, mitra bisa balik modal dalam waktu satu tahun. "Tapi untuk laba bersih ini tergantung juga dari biaya sewa tempat yang diambil mitra,” ujar Yanuar. Kedua, paket kios dengan nilai investasi Rp 50 juta. Paket ini dikhususkan bagi mitra yang ingin membuka gerai Kooking Ramen di dalam pusat perbelanjaan, seperti mal. Fasilitas buat mitra terdiri dari booth ukuran 3 x 3 m dengan kapasitas tempat makan untuk delapan orang. “Booth-nya pun khusus. Karena di dalam mal kalau cuci piring atau memasak kan perlu fasilitas khusus di booth-nya,” ujar Yanuar. Lalu ada juga fasilitas peralatan masak, bumbu kemasan beku, bahan baku awal untuk 200 porsi, dan pelatihan memasak bagi karyawan. Mitra paket ini ditargetkan bisa mengantongi omzet Rp 24 juta per bulan. Dengan laba 50%, mitra bisa balik modal dalam waktu dua tahun. "Kami tidak memungut royalti fee," ujar Yanuar.Belum populer Evi Diah Puspitawati, Pengamat Waralaba dari International Franchise Business Management menilai, bisnis makanan Jepang sedang ramai dan banyak penggemarnya. Namun, khusus mi ramen, penggemarnya belum sebanyak menu lain, seperti sushi atau bento. Maka itu, pemilik gerai perlu lebih giat melakukan penetrasi pasar. "Tujuannya agar lebih dikenal dan diterima pasar," katanya.Setiap pemain juga perlu menentukan target pasar yang ingin dibidik, sehingga bisa memilih lokasi dan harga dengan tepat.