Sejak awal mendirikan PT Paperocks Indonesia, Catur Jatiwaluyo fokus melakukan pemasaran. Fokus utamanya saat itu membidik pasar domestik. Sebagai pendatang baru, tak mudah bagi Catur membangun kepercayaan konsumen. Namun ia pantang menyerah. Pelan-pelan ia melakukan branding agar produknya dikenal luas di pasar dalam negeri. Kerja kerasnya ini tidak sia-sia. Terbukti, daerah-daerah yang sebelumnya sulit ditembus kini mulai dikuasainya. Salah satunya di Surabaya, Jawa Timur. Pada 2002, sama sekali tidak ada penjualan Paperocks di Kota Surabaya. Namun di tahun 2013, penjualan langsung melonjak. "Di 2013, penjualan setahun hampir Rp 2 miliar," ujarnya.
Menjalankan strategi marketing yang sederhana (3)
Sejak awal mendirikan PT Paperocks Indonesia, Catur Jatiwaluyo fokus melakukan pemasaran. Fokus utamanya saat itu membidik pasar domestik. Sebagai pendatang baru, tak mudah bagi Catur membangun kepercayaan konsumen. Namun ia pantang menyerah. Pelan-pelan ia melakukan branding agar produknya dikenal luas di pasar dalam negeri. Kerja kerasnya ini tidak sia-sia. Terbukti, daerah-daerah yang sebelumnya sulit ditembus kini mulai dikuasainya. Salah satunya di Surabaya, Jawa Timur. Pada 2002, sama sekali tidak ada penjualan Paperocks di Kota Surabaya. Namun di tahun 2013, penjualan langsung melonjak. "Di 2013, penjualan setahun hampir Rp 2 miliar," ujarnya.