Bagi telinga masyarakat kita, mungkin oshibana masih asing terdengar. Maklum, belum banyak orang yang memperkenalkan seni merangkai bunga dari Jepang ini. Padahal sebenarnya, seni ini sangat digandrungi kaum elite. Saking digemari, beberapa pehobi bahkan terbang ke Negeri Sakura untuk mempelajari oshibana. Dalam bahasa Jepang, oshibana berasal dari kata oshi yang berarti tekan dan bana yang berarti bunga. Jadi, oshibana bisa diartikan sebagai seni merangkai bunga yang sudah dikeringkan dengan cara ditekan. Mutia H. Prasodjo, seorang pehobi sekaligus penulis buku Aneka Desain Cantik Bunga Kering, mengatakan, seni ini baru hadir di Indonesia pada tahun 2002. “Sensei (guru) saya di Jepang pernah bilang bahwa oshibana adalah kesenian kaum elite," tutur Mutia.
Menjalin bunga kering kegemaran kaum elite
Bagi telinga masyarakat kita, mungkin oshibana masih asing terdengar. Maklum, belum banyak orang yang memperkenalkan seni merangkai bunga dari Jepang ini. Padahal sebenarnya, seni ini sangat digandrungi kaum elite. Saking digemari, beberapa pehobi bahkan terbang ke Negeri Sakura untuk mempelajari oshibana. Dalam bahasa Jepang, oshibana berasal dari kata oshi yang berarti tekan dan bana yang berarti bunga. Jadi, oshibana bisa diartikan sebagai seni merangkai bunga yang sudah dikeringkan dengan cara ditekan. Mutia H. Prasodjo, seorang pehobi sekaligus penulis buku Aneka Desain Cantik Bunga Kering, mengatakan, seni ini baru hadir di Indonesia pada tahun 2002. “Sensei (guru) saya di Jepang pernah bilang bahwa oshibana adalah kesenian kaum elite," tutur Mutia.