JAKARTA. Selalu ada peluang untuk berkreasi di bidang makanan. Contohnya yang dilakukan Fauzi Rahman dari Bandung ini. Ia membuat lele crispy yang bahan bakunya adalah anak lele yang masih relatif kecil atau lele baby, yaitu yang berumur sekitar dua bulan, sehingga panjangnya tidak lebih dari 5 cm.Ini jelas merupakan khazanah baru di bidang olahan lele. Selama ini, olahan lele yang sering kita jumpai adalah lele goreng pecel lele, kerupuk dan abon. Fauzi membuat tiga pilihan rasa lele renyah, yaitu original, daun jeruk, dan rasa piza. Juga terdapat tiga level kepedasan. Panganan ini dinamai Lele Gokil alias lele goreng kecil. Cara yang dilakukan Fauzi tidak rumit. Lele baby terlebih dahulu dibersihkan isi perut dan tulangnya. Lalu, diberi bumbu khusus. Setelah bumbu meresap, lele dilumuri tepung, dan digoreng hingga garing. Perlu juga dicatat, Fauzi hanya menggunakan lele baby organik yang didatangkan langsung dari Majalaya, Jawa Barat. "Lele baby organik tidak diberi pakan pelet atau limbah, pakannya hanya tumbuh-tumbuhan. Jadi lele tidak bau dan lebih bersih," klaimnya.Ternyata respons konsumen bagus. Tiap bulan ia bisa menjual 8 kuintal Lele Gokil. Omzet yang ia peroleh dari bisnis lele crispy ini bisa mencapai Rp 25 juta hingga Rp 30 juta tiap bulan. Karena itu, ia berkesimpulan, usaha lele baby crispy ini punya prospek bagus. Bahkan permintaannya terus naik. Pebisnis lain yang juga mengolah lele baby menjadi camilan crispy adalah Rindra Iman Lesmana. Pria yang berdomisili di Kediri, Jawa Timur ini bahkan sudah menggeluti bisnis olahan lele sejak 2010. Maklum, Kediri memang menjadi salah satu sentra budidaya lele. Awalnya, ia membuat olahan semacam kerupuk dari lele dewasa. Hingga akhirnya, setahun terakhir ini membuat kreasi terbaru berupa lele garing atau yang ia sebut Baby Crispy. "Supaya pasar tidak bosan, saya berinisiatif membuat olahan ikan lele yang beda dari yang lain," tutur Rindra.Ia menyebut baby, karena lele yang digunakan masih seukuran jari telunjuk orang dewasa. Menurutnya, produk ini cukup menjanjikan, karena tak perlu menunggu sampai usia lele mencapai dewasa untuk siap diolah. Saban bulan, Rindra bisa meraup omzet Rp 7 juta, dengan laba bersih 30%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menjaring laba dari camilan lele balita
JAKARTA. Selalu ada peluang untuk berkreasi di bidang makanan. Contohnya yang dilakukan Fauzi Rahman dari Bandung ini. Ia membuat lele crispy yang bahan bakunya adalah anak lele yang masih relatif kecil atau lele baby, yaitu yang berumur sekitar dua bulan, sehingga panjangnya tidak lebih dari 5 cm.Ini jelas merupakan khazanah baru di bidang olahan lele. Selama ini, olahan lele yang sering kita jumpai adalah lele goreng pecel lele, kerupuk dan abon. Fauzi membuat tiga pilihan rasa lele renyah, yaitu original, daun jeruk, dan rasa piza. Juga terdapat tiga level kepedasan. Panganan ini dinamai Lele Gokil alias lele goreng kecil. Cara yang dilakukan Fauzi tidak rumit. Lele baby terlebih dahulu dibersihkan isi perut dan tulangnya. Lalu, diberi bumbu khusus. Setelah bumbu meresap, lele dilumuri tepung, dan digoreng hingga garing. Perlu juga dicatat, Fauzi hanya menggunakan lele baby organik yang didatangkan langsung dari Majalaya, Jawa Barat. "Lele baby organik tidak diberi pakan pelet atau limbah, pakannya hanya tumbuh-tumbuhan. Jadi lele tidak bau dan lebih bersih," klaimnya.Ternyata respons konsumen bagus. Tiap bulan ia bisa menjual 8 kuintal Lele Gokil. Omzet yang ia peroleh dari bisnis lele crispy ini bisa mencapai Rp 25 juta hingga Rp 30 juta tiap bulan. Karena itu, ia berkesimpulan, usaha lele baby crispy ini punya prospek bagus. Bahkan permintaannya terus naik. Pebisnis lain yang juga mengolah lele baby menjadi camilan crispy adalah Rindra Iman Lesmana. Pria yang berdomisili di Kediri, Jawa Timur ini bahkan sudah menggeluti bisnis olahan lele sejak 2010. Maklum, Kediri memang menjadi salah satu sentra budidaya lele. Awalnya, ia membuat olahan semacam kerupuk dari lele dewasa. Hingga akhirnya, setahun terakhir ini membuat kreasi terbaru berupa lele garing atau yang ia sebut Baby Crispy. "Supaya pasar tidak bosan, saya berinisiatif membuat olahan ikan lele yang beda dari yang lain," tutur Rindra.Ia menyebut baby, karena lele yang digunakan masih seukuran jari telunjuk orang dewasa. Menurutnya, produk ini cukup menjanjikan, karena tak perlu menunggu sampai usia lele mencapai dewasa untuk siap diolah. Saban bulan, Rindra bisa meraup omzet Rp 7 juta, dengan laba bersih 30%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News