Untuk menjaring segmen pasar kaum muda, Grand Indonesia dan FX menghadirkan ruang baru yang khusus memamerkan produk fesyen atau seni lokal. Mereka pun mengajak wirausaha muda ikut berpartisipasi sebagai bagian dari program sosialnya.Kedua pusat hiburan di Jakarta yang memberi ruang untuk produk lokal ini adalah Grand Indonesia yang mengusung Level One, dan FX Lifestyle Xnter yang menawarkan Mazee. Mereka menawarkan gerai-gerai tersebut dengan keunggulan masing-masing. Grand Indonesia membuka Level One seluas 2.700 meter persegi (m²) sebagai ruang pamer produk fesyen dan seni lokal. "Letaknya sejajar dengan brand fesyen luar negeri agar mereka siap bersaing dengan merek internasional," kata Teges Prita Soraya, Marketing Communication Manager Grand Indonesia.Pembukaan area ini, menurut Teges, menjadi bagian dari program sosial mereka alias corporate social responsibility (CSR). Otomatis, biaya sewa di area ini tergolong murah dibandingkan dengan tarif sewa gera-gerai lain di mal yang terletak persis di tengah kota Jakarta ini."Kami memakai anggaran CSR untuk subsidi tenant dan melemparkan ke bagian penyewaan," ujarnya. Level One menawarkan gerai seperti butik yang berjajar. Sejak beroperasi pada bulan Juni lalu, kini sudah ada 20 tenant yang memajang produknya di sana.Bahkan, kata Teges, Grand Indonesia berencana memperluas lahan Level One sekitar 2.000 m², sehingga bisa menampung 10 hingga 15 merek fesyen lain. Maklum, "Ada puluhan tenant yang masuk waiting list," katanya. Adapun FX mengadopsi konsep berbeda untuk para desainer indie. Pengelola pusat perbelanjaan ini menyediakan lahan seluas 1.675,57 m² untuk menampung 80 tenant.Mazee mengusung konsep semi department store. Jadi di lantai enam FX, tak ada sekat antara satu gerai dan lainnya. "Kami sentralisasi dengan satu kasir dan paper bag yang sama," kata Erika Wowor, Retail Marketing Coordinator Mazee.Mazee tak memungut biaya sewa, tapi menggunakan sistem pembagian pendapatan. "Rata-rata revenue sharing sebesar 80:20," imbuh Erika.Dia mengklaim, tingkat okupansi Mazee mencapai 97%. Sama seperti Level One, banyak gerai yang menunggu antrean menghuni Mazee. "Kami ingin menjadikan Mazee ini sebagai anchor tenant FX," kata Erika. Anchor tenant ini bisa dikatakan sebagai tempat perbelanjaan utama di FX. Maklum, mayoritas gerai di FX merupakan tempat makan atau kafe. Kedua operator pusat belanja dan hiburan ini mengatakan, sudah mematok kriteria tertentu untuk calon penghuni tenant Level One atau Mazee. Produk-produk fesyen dan seni menjadi sasaran utamanya.Yang lebih penting, produknya merupakan hasil karya anak negeri. "Kami membatasi Level One ini bukan untuk merek yang sudah mapan," kata Teges.Lantaran lebih fokus pada CSR, Grand Indonesia juga berkonsentrasi membina wirausahawan muda berbakat di bidang fesyen dan lifestyle. "Kami mengadakan pertemuan rutin untuk membahas trik dan resep peritel di pusat perbelanjaan," ujar Teges. Baik Teges dan Erika kompak mengatakan, keberadaan kedua pusat fesyen urban ini membawa penambahan jumlah pengunjung. "Keuntungannya, anak muda yang dulu belum sering tampak, sekarang mulai ada di Grand Indonesia," kata Teges. Bahkan, lanjut Erika, sejak dibuka Juli 2010 hingga kini, pertumbuhan penjualan di Mazee mencapai 50%. Bila Mazee menuai sukses di FX, ada kemungkinan akan mengusung gerai serupa di luar FX. Beberapa tenant yang ada di Mazee adalah Toimoi, Roemah Linen, Alana, Benang by Unique Indonesia, dan Be Here. Ada pula Gantibaju.com, Coco Black, Nautilus, Original Room, Prositively Pink, Kandura, dan Aedi. Beberapa tenant di Level One, yaitu Cocomomo, Deer, Geuling, Silla Home, Monday to Sunday, Plastic Culture, Magic Happens and Mye dan Lomography. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menjaring pengunjung baru lewat area fesyen urban
Untuk menjaring segmen pasar kaum muda, Grand Indonesia dan FX menghadirkan ruang baru yang khusus memamerkan produk fesyen atau seni lokal. Mereka pun mengajak wirausaha muda ikut berpartisipasi sebagai bagian dari program sosialnya.Kedua pusat hiburan di Jakarta yang memberi ruang untuk produk lokal ini adalah Grand Indonesia yang mengusung Level One, dan FX Lifestyle Xnter yang menawarkan Mazee. Mereka menawarkan gerai-gerai tersebut dengan keunggulan masing-masing. Grand Indonesia membuka Level One seluas 2.700 meter persegi (m²) sebagai ruang pamer produk fesyen dan seni lokal. "Letaknya sejajar dengan brand fesyen luar negeri agar mereka siap bersaing dengan merek internasional," kata Teges Prita Soraya, Marketing Communication Manager Grand Indonesia.Pembukaan area ini, menurut Teges, menjadi bagian dari program sosial mereka alias corporate social responsibility (CSR). Otomatis, biaya sewa di area ini tergolong murah dibandingkan dengan tarif sewa gera-gerai lain di mal yang terletak persis di tengah kota Jakarta ini."Kami memakai anggaran CSR untuk subsidi tenant dan melemparkan ke bagian penyewaan," ujarnya. Level One menawarkan gerai seperti butik yang berjajar. Sejak beroperasi pada bulan Juni lalu, kini sudah ada 20 tenant yang memajang produknya di sana.Bahkan, kata Teges, Grand Indonesia berencana memperluas lahan Level One sekitar 2.000 m², sehingga bisa menampung 10 hingga 15 merek fesyen lain. Maklum, "Ada puluhan tenant yang masuk waiting list," katanya. Adapun FX mengadopsi konsep berbeda untuk para desainer indie. Pengelola pusat perbelanjaan ini menyediakan lahan seluas 1.675,57 m² untuk menampung 80 tenant.Mazee mengusung konsep semi department store. Jadi di lantai enam FX, tak ada sekat antara satu gerai dan lainnya. "Kami sentralisasi dengan satu kasir dan paper bag yang sama," kata Erika Wowor, Retail Marketing Coordinator Mazee.Mazee tak memungut biaya sewa, tapi menggunakan sistem pembagian pendapatan. "Rata-rata revenue sharing sebesar 80:20," imbuh Erika.Dia mengklaim, tingkat okupansi Mazee mencapai 97%. Sama seperti Level One, banyak gerai yang menunggu antrean menghuni Mazee. "Kami ingin menjadikan Mazee ini sebagai anchor tenant FX," kata Erika. Anchor tenant ini bisa dikatakan sebagai tempat perbelanjaan utama di FX. Maklum, mayoritas gerai di FX merupakan tempat makan atau kafe. Kedua operator pusat belanja dan hiburan ini mengatakan, sudah mematok kriteria tertentu untuk calon penghuni tenant Level One atau Mazee. Produk-produk fesyen dan seni menjadi sasaran utamanya.Yang lebih penting, produknya merupakan hasil karya anak negeri. "Kami membatasi Level One ini bukan untuk merek yang sudah mapan," kata Teges.Lantaran lebih fokus pada CSR, Grand Indonesia juga berkonsentrasi membina wirausahawan muda berbakat di bidang fesyen dan lifestyle. "Kami mengadakan pertemuan rutin untuk membahas trik dan resep peritel di pusat perbelanjaan," ujar Teges. Baik Teges dan Erika kompak mengatakan, keberadaan kedua pusat fesyen urban ini membawa penambahan jumlah pengunjung. "Keuntungannya, anak muda yang dulu belum sering tampak, sekarang mulai ada di Grand Indonesia," kata Teges. Bahkan, lanjut Erika, sejak dibuka Juli 2010 hingga kini, pertumbuhan penjualan di Mazee mencapai 50%. Bila Mazee menuai sukses di FX, ada kemungkinan akan mengusung gerai serupa di luar FX. Beberapa tenant yang ada di Mazee adalah Toimoi, Roemah Linen, Alana, Benang by Unique Indonesia, dan Be Here. Ada pula Gantibaju.com, Coco Black, Nautilus, Original Room, Prositively Pink, Kandura, dan Aedi. Beberapa tenant di Level One, yaitu Cocomomo, Deer, Geuling, Silla Home, Monday to Sunday, Plastic Culture, Magic Happens and Mye dan Lomography. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News