Menjaring untung besar dari budidaya bandeng



JAKARTA. Peningkatan produksi perikanan budidaya harus selalu di dorong mengingat potensi lahan budidaya ikan yang ada belum tergarap secara optimal. Salah satu komoditas perikanan budidaya yang mesti di tingkatkan produksi guna menjadi sumber penghasilan dan pendapatan petambak dengan modal yang tidak terlalu besar adalah bandeng. 

“Bandeng merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang sangat digemari karena harganya yang terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Budidaya Bandeng mudah dilakukan dan dapat menjadi pilihan peningkatan pendapatan masyarakat pesisir,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam siaran persnya, Kamis (9/10).

Lebih lanjut Slamet mengatakan bahwa sebagai salah satu komoditas unggulan dalam program Industrialisasi Perikanan Budidaya, usaha budidaya Bandeng juga diarahkan untuk memberikan produksi dengan nilai tambah dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan usahanya. 


“Bandeng merupakan salah satu spesies yang bisa dibudidayakan dengan spesies lain secara saling menguntungkan, seperti budidaya polikultur antara Bandeng dan Udang, Bandeng dengan Rumput Laut Gracilaria atau bahkan Bandeng dengan Udang sekaligus dengan Gracilaria. Sehingga mendorong efisiensi penggunaan pakan, mencegah serangan penyakit terhadap udang dan meningkatkan produktivitas lahan," kata Slamet.

Produksi bandeng nasional pada tahun 2012 mencapai 518.900 ton dan data sementara produksi bandeng tahun 2013 naik sekitar 20% menjadi adalah 626.900 ton.

Slamet juga mengatakan bahwa untuk mencegah kerugian usaha budidaya ikan akibat banjir di masa mendatang, perlu dilakukan beberapa langkah seperti pemasangan jarring atau net di sekeliling tambak atau mengatur waktu tebar benih. 

Pemasangan jaring atau net di sekeliling kolam atau tambak akan menghindari hilangnya ikan atau udang pada saat air kolam atau tambak. Yang lebih efektif adalah mengatur waktu penebaran benih. Jangan menebar benih pada saat musim penghujan karena resiko hilangnya ikan kaibat banjir akan cukup besar. 

Di samping itu, pembudidaya harus mencermati kondisi cuaca pada saat akan memulai musim tebar. Jangan hanya mengejar musim panen dengan harga tinggi tapi kurang memperhatikan kondisi cuaca, sehingga mengalami kegagalan panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto