Menjelang akhir tahun, bisnis perbankan syariah terus melaju



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis perbankan syariah terus melanju mendekati akhir tahun. Hal ini tercermin dalam peningkatan pembiayaan, aset, dan dana pihak ketiga (DPK) di sektor keuangan syariah ini.  

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pembiayaan bank umum syariah dan unit usaha syariah meningkat 7,69% yoy menjadi Rp 396,80 triliun pada Agustus 2021. Diikuti peningkatan aset 14,22% dan DPK 14,72% yang masing - masing mencapai Rp 573,81 triliun dan Rp 490,73 triliun. 

Peningkatan bisnis berlanjut pada bulan berikutnya. Sejumlah perbankan syariah berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2021. Misalnya saja, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mampu salurkan pembiayaan Rp 10,2 triliun, naik 12% yoy pada September 2021. 


Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan, pencapaian kinerja tersebut tak lepas dari peran signifikan semua stakeholder. Baik dari para bankir pemberdaya yang gigih menjalankan amanah. 

"Kemudian nasabah pendanaan yang mempercayakan dana mereka untuk disalurkan kepada seluruh nasabah inklusi, nasabah pembiayaan yang tangguh, para pemegang saham, serta dukungan dari regulator dan pemerintah," kata Fachmy beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: OJK: Aset keuangan syariah capai Rp 1.901,1 triliun per September 2021

Selain itu, perusahaan juga terus berkomitmen melakukan serangkaian aktivitas sosial berkelanjutan untuk menunjang kebutuhan nasabah inklusi, menfasilitasi mereka untuk mampu mengejar mimpi-mimpinya. 

Pada periode yang sama, bank memiliki CAR sebesar  55%, jauh di atas rata-rata industri. Total aset juga tumbuh 15% yoy menjadi Rp 17,8 triliun dari Rp 15,5 triliun. Diikuti pertumbuhan DPK 15% yoy menjadi Rp 10,6 triliun dari Rp 9,2 triliun.

Tak hanya itu, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) juga meraih pembiayaan sebesar Rp 5,9 triliun, tumbuh 7,2% yoy dari periode yang sama tahun lalu.  

Pembiayaan konsumer tumbuh 22,85% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan, peningkatan bisnis konsumer didukung oleh tingginya permintaan pembiayaan rumah dan kendaraan bermotor yang didukung oleh promosi margin ringan dan angsuran pasti melalui kegiatan KPR BCA ONLINEXPO dan kerjasama strategis dengan beberapa pengembang ternama. 

"Namun BCA Syariah tetap berupaya menjalankan fungsi intermediasi perbankan dengan baik dan berusaha menjaga kualitas pembiayaan di level yang baik. Per September 2021, NPF BCA Syariah berada pada 1,2% secara gross dan 0,01% secara nett," kata Yuli.

Likuiditas BCA Syariah juga cukup terjaga dengan DPK yang tumbuh 12,8% secara yoy menjadi Rp 6,8 triliun pada September 2021. Adapun aset perseroan tercatat naik 13,7% yoy menjadi Rp 9,8 triliun.

Tak mau kalah, pembiayaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tumbuh 7,38% dari Rp 152 triliun menjadi Rp 163,3 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 9,32% yoy menjadi Rp 219,2 triliun seiring meningkatnya pertumbuhan tabungan wadiah. 

"Tabungan wadiah BSI tumbuh signifikan sebesar 16,22% yoy atau mencapai Rp 30,35 triliun. Secara total tabungan, BSI membukukan pertumbuhan 11,57% yoy dengan angka mencapai Rp 91,43 triliun pada kurun waktu yang sama," terang Direktur Utama BSI Hery Gunardi.

Selanjutnya: Bunga KPR dan tenor cicilan jika ingin beli rumah dengan JHT BPJS Ketenagakerjaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi