Menjelang Lebaran, perajin tas dan dompet panen



Hari Raya Idul Fitri membawa berkah bagi para perajin tas dan dompet di Yogyakarta. Mereka harus melipat gandakan jumlah produksi guna melayani lonjakan pesanan. Pesanan tas melonjak saat Lebaran karena banyak warga asal Yogyakarta yang pulang kampung. Selain itu, banyak juga orderan dari luar daerah. Omzet perajin mencapai puluhan juta.

Para perajin tas di Yogyakarta ketiban rezeki pada Ramadan kali ini. Semakin mendekati Lebaran, mereka harus melipat gandakan jumlah produksi guna melayani lonjakan pesanan.

Pesanan tas melonjak saat Lebaran karena banyak warga asal Yogyakarta yang mudik alias pulang kampung. Nah, banyak dari mereka yang membawa tas dan dompet sebagai suvenir atau oleh-oleh saat pulang kembali ke kota tempatnya bermukim.


Umumnya, produk tas yang banyak diburu konsumen terbuat dari bahan-bahan unik, seperti vinil, batik, dan lurik. Bowo Prasetiadi, seorang produsen tas dan dompet dengan brand Raja Craft di Pasar Beringharjo, Yogyakarta bilang, pesanan sudah penuh sejak dua bulan lalu. Ia pun sudah tidak menerima order yang pengerjaannya minta diselesaikan sebelum Lebaran. "Total orderan sekitar 3.000 pieces, termasuk jenis dompet dan tas," kata Bowo.

Selain dijual langsung di tokonya, ia juga melayani orderan dari luar daerah, seperti Medan dan Makassar. Menurutnya, H-4 Lebaran barang yang dipesan harus sudah sampai ke tujuan.

Sementara penjualan langsung di toko biasanya memasuki puncak penjualan pada H-2 sampai H-1 Lebaran. Bila hari biasa hanya bisa menjual 50 pieces-100 pieces tas dalam seminggu, maka menjelang Lebaran bisa terjual 2.000 pieces- 3.000 pieces.

Untuk tas dari bahan vinyl dihargai Rp 17.000-Rp 24.000 per pieces. Sedangkan tas dari bahan batik yang dikombinasikan dengan kulit dan vinil berkisar Rp 30.000-Rp 150.000.  Dengan harga jual tersebut, menjelang Lebaran ini Raja Craft bisa mengantongi omzet lebih dari Rp 60 juta. "Yang paling banyak peminatnya itu produk tas dari bahan vinil dan tas batik yang dikombinasikan dengan kulit serta vinil," jelasnya.

Lonjakan pesanan jelang Lebaran juga dirasakan House of Lawe di Yogyakarta. Herlin Siswanti, petugas pemasaran House of Lawe mengatakan, produk yang paling diminati menjelang Lebaran adalah tas, dompet, sarung handphone hingga sarung bantal yang bahannya berasal dari lurik. Biasanya konsumen memesan untuk dikemas dalam satu paket parsel. "Biasanya itu order untuk parsel, isinya bisa kombinasi sesuai keinginan konsumen, bisa liat katalog yang disediakan", kata Herlin.

Menurut Herlin, peningkatan pesanan menjelang Lebaran mencapai 50% dibanding hari biasa. Satu paket parsel dihargai Rp 200.000-Rp 500.000. Pesanan untuk parsel dalam sehari bisa mencapai 10 set, sedangkan sarung bantal mencapai 30 set.

Di tengah tingginya pesanan, omzet yang diperoleh bisa mencapai Rp 10 juta- Rp 13 juta per bulan. Sementara omzet di hari biasa hanya berkisar Rp 5 juta per bulan. Pada hari biasanya, House of Lawe kebanyakan mendapat pesanan online. "Tapi jelang Lebaran seperti sekarang, online dan offline banyak pesan," katanya.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi