Menjelang merger, DVLA justru rugi Rp 17,42 miliar



JAKARTA. Kinerja keuangan PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) jauh dari harapan. Di kuartal I 2014, perusahaan farmasi ini malah rugi Rp 17,42 miliar. Padahal, di periode sama 2013, DVLA masih meraup laba tahun berjalan Rp 43,79 miliar.

Kerugian DVLA disebabkan penurunan penjualan sebesar 24,24% menjadi Rp 217,33 miliar, dari kuartal I 2013 yang Rp 286,87 miliar. DVLA sejatinya bisa memangkas beban pokok penjualan 5,84% year-on-year (yoy) menjadi Rp 101,58 miliar di kuartal I 2014.

Hal ini kemudian memangkas laba kotor DVLA sebesar 35,34% yoy menjadi Rp 115,75 miliar di tiga bulan awal 2014. Bottom line DVLA kian tertekan lantaran beban penjualan dan pemasaran melonjak 8,7% yoy menjadi Rp 105,44 miliar.


Inilah yang kemudian menyebabkan DVLA harus puas menderita rugi di kuartal I 2014. Performa keuangan yang buruk ini patut disayangkan mengingat DVLA bakal menggelar aksi korporasi yang cukup penting, yaitu penggabungan usaha (merger) dengan anak usaha, PT Pradja Pharin (Prafa).

Dalam hal ini, DVLA akan bertindak sebagai pihak yang menerima penggabungan, sedangkan Prafa sebagai perusahaan yang menggabungkan diri. Manajemen DVLA menilai, merger perlu dilakukan seiring meningkatnya kompetisi dalam bisnis farmasi.

Merger diharapkan bisa mampu menekan biaya produksi dan operasional secara keseluruhan. Rencananya, DVLA akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 3 Juni 2014 untuk meminta persetujuan merger.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri