Menjelang puasa, harga CPO naik



JAKARTA. Harga minyak sawit mentah kembali menguat. Spekulasi tentang peningkatan permintaan crude palm oil (CPO) mengungkit harga. Kekhawatiran tentang keluarnya Yunani dari zona Euro yang mereda, ikut mendorong harga CPO.

Kontrak pengiriman CPO untuk September 2012 di Bursa Komoditas Malaysia, Selasa (19/6) pukul 17.30, senilai RM 2.948 per ton. Itu menguat 1,70% daripada posisi penutupan di hari terdahulu.

Dalam perdagangan intraday kemarin, CPO sempat menyentuh nilai RM 2.959 per ton. Jika dibandingkan dengan rekor harga terendahnya selama tahun ini, harga tersebut lebih tinggi 3,86%. Naik jelang Ramadhan


“Kekhawatiran terhadap pelambatan pertumbuhan ekonomi global mempengaruhi harga sawit. Jika pemerintah Uni Eropa melakukan tindakan konkrit yang bisa menjamin bahwa krisis tidak bertambah parah, maka kenaikan harga CPO akan berlanjut,” ujar Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd, seperti dikutip Bloomberg.

Ekspor CPO dari Malaysia, yang merupakan produsen terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, mengalami peningkatan. Menurut data Surveyor Intertek Agri Resources, ekspor Negeri Jiran itu, meningkat 19,6% menjadi 716,322 ton per awal Juni ini, dari bulan sebelumnya.

Ibrahim, Analis Harvest International Futures, menuturkan, penguatan CPO hanya sementara, karena spekulasi permintaan yang naik menjelang bulan Ramadhan. Salah satu perusahaan di India, PEC Ltd., berencana mengimpor 18.000 ton CPO dari Indonesia dan Malaysia.

“Sulit bagi CPO untuk menembus level RM 3.000 per ton,” tandas Ibrahim. Kondisi ekonomi global yang masih tak tentu arah, menjadikan harga komoditas rentan. Setelah masalah Yunani, pasar masih mengantisipasi kondisi ekonomi Spanyol dan Italia.

Indikator teknikal memperlihatkan CPO cenderung melemah. Relative Strength Index (RSI) menunjukkan CPO akan downtrend, sedang Stochastic menunjukkan peluang turun, di level 70%.

Namun, Analis Monex Investindo Futures, Ariana Nur Akbar, bilang, di bulan puasa, ada peluang CPO menguat, mengiringi kenaikan permintaan dari negara-negara seperti India dan Pakistan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini