JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias
crude palm oil (CPO) terbang tinggi, lantaran El Nino terus mengganggu produksi. Padahal permintaan CPO menjelang Ramadan bakal meningkat. Mengutip
Bloomberg pada Selasa (10/5), harga CPO kontrak pengiriman Juli 2016 di Malaysia Derivative Exchange terkikis 0,04% menjadi RM 2.661 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun sepekan terakhir, harga sudah tumbuh 4,80%. Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures, mengatakan, penguatan CPO terjadi seiring pelemahan ringgit Malaysia terhadap dollar AS. Apalagi, stok CPO Malaysia juga menyusut.
Stok CPO Malaysia terjun ke level terendah sejak Februari 2015, lantaran El Nino menyebabkan kekeringan dan menahan laju produksi. Data Malaysian Palm Oil Board (MPOB) memperlihatkan, stok CPO Malaysia bulan April menurun 4,5% menjadi 1,8 juta metrik ton dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara produksi CPO Malaysia naik 6,7% menjadi 1,3 juta ton, sedangkan ekspor turun 13% menjadi 1,16 juta ton. Penurunan berlanjut dalam sepuluh hari pertama bulan Mei sebesar 22% menjadi 391.222 ton dibanding periode sama bulan sebelumnya. "Imbas El Nino dapat berlanjut hingga kuartal ketiga atau kuartal keempat," ujar David Ng, Spesialis Derivatif di Phillip Futures Sdn, kepada Bloomberg. Permintaan meningkat Deddy memproyeksikan, harga CPO saat ini masih mampu bergulir di atas RM 2.500 per metrik ton bahkan berpeluang ke level RM 2.780-RM 2.800 per metrik ton. Apalagi menjelang bulan Ramadan, permintaan CPO biasanya meningkat. "Ini juga yang akan menjadi katalis bagi penguatan CPO hingga akhir kuartal kedua nanti," paparnya. Lembaga riset Oil World memprediksi, produksi CPO global kemungkinan akan lebih kecil dari prediksi sebelumnya menjadi 61,25 juta ton tahun ini. Ini sekaligus menjadi penurunan pertama sejak lebih dari 20 tahun. Sedangkan, pembelian CPO menjelang Ramadan diprediksi bertambah, terutama dari dari India, Pakistan, dan kawasan Timur Tengah. Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures, menambahkan, efek bulan Ramadan, kenaikan harga minyak kedelai serta berbagai peraturan di Indonesia berhasil menopang harga CPO. "Peraturan pemerintah termasuk rencana pembatasan atau moratorium lahan," ujarnya.
Wahyu melihat, outlook harga CPO tahun ini masih mampu menguat ke level RM 2.700-RM 3.000 per metrik ton. Secara teknikal, Deddy melihat, harga masih bergulir di atas moving average (MA) 50, MA100, dan MA200. MACD berada di area negatif. RSI menguat ke level 53. Tetapi stochatic overbought di 84. Rabu (11/5) Deddy memprediksi, harga CPO akan bergerak
sideways dengan kecenderungan koreksi karena profit taking. Pergerakan harga di kisaran RM 2.630-RM 2.730 dan sepekan ke depan RM 2.580-RM 2.750. Sebaliknya Wahyu memperkirakan, harga CPO hari ini menanjak ke RM 2.610-RM 2.710 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie