Menjelang rilis PDB Indonesia tahun 2020, simak proyeksi IHSG berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 besok Jumat (5/2). Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, PDB sepanjang tahun 2020 diprediksi masih terkontraksi 1,5% menurut konsensus.

"Kami melihat saat ini pelaku pasar juga sedang mengantisipasi rilis data tersebut tidak berjalan sesuai harapan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2). 

Proyeksinya, IHSG akan bergerak pada rentang 6.047 hingga 6.269 jika PDB sepanjang tahun 2020 sesuai atau bahan lebih dari ekspektasi pasar. Sebaliknya, IHSG akan bergerak pada rentang 5.947 hingga 6.179 jika hasil PDB sepanjang tahun 2020 tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.


Baca Juga: Rencana investasi Tesla bakal berdampak positif pada saham ANTM

Melihat kondisi saat ini, pelaku pasar bisa cenderung mengantisipasi kejelasan arah keputusan pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19, termasuk rencana menerapkan lockdown. Asal tahu saja, menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, pemerintah provinsi DKI Jakarta akan mengkaji opsi lockdown di akhir pekan, seperti yang diusulkan oleh anggota DPR.

Jika lockdown benar diterapkan nantinya, Okie tidak memungkiri ini akan memberi tekanan pada asumsi makro kuartal I dan II tahun 2021 yang tadinya menjadi titik penting dalam proses pemulihan. Adapun kinerja sektor perdagangan ritel, restoran, dan perhotelan juga akan terdampak lebih dalam dibanding sektor-sektor lainnya. 

Walau pun begitu, Okie melihat wacana lockdown masih dapat ditolerir oleh pelaku pasar sehingga penurunan IHSG masih akan terbatas. "Hal tersebut tentu dengan harapan, percepatan pemulihan dari pandemi dapat berdampak pada percepatan pemulihan dari ekonomi," jelas Okie lagi. 

Baca Juga: IHSG masih berpeluang menguat, analis rekomendasikan saham ini

Di kuartal I 2021, Okie memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih lebih lambat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Apalagi, PDB kuartal I 2020 tercatat berada di level 2,97%. Walau begitu, Okie melihat pelaku pasar dapat memperhitungkan dan mentolerir risiko sehingga dampaknya ke IHSG hanya akan sementara. 

"Selama progres dari pemulihan tetap pada jalur, kepercayaan investor masih tetap kuat pada pasar saham," imbuhnya. Oleh karena itu, melihat kondisi sejauh ini, Okie pun cenderung menjagokan saham-saham di sektor telekomunikasi, konstruksi, pertambangan, dan perbankan.

Menurutnya, sektor telekomunikasi memiliki peluang meningkat karena ada pemanfaatan teknologi digital yang cukup besar ke depan. Sehingga, penggunaan data diprediksi akan tetap bertumbuh. 

Baca Juga: IHSG menguat 0,48% ke 6.107 pada Kamis (4/2), asing catat net buy Rp 609,12 miliar

Untuk konstruksi, sektor ini memiliki peluang terhadap kenaikan kontrak baru seiring dengan fokus pemerintah dalam pembangunan infrastruktur guna menopang pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. Terlebih saat ini, pemerintah berkomitmen dapat memfasilitasi pembangunan infrastruktur lewat skema pendaan yang bervariasi. 

Sementara itu, pemulihan ekonomi di berbagai negara beriringan dengan naiknya permintaan komoditas. Ini tercermin pada kenaikan dari harga komoditas seperti minyak dan batubara sejak awal tahun yang membuat saham-saham pertambangan menjadi atraktif. 

"Untuk sektor perbankan, kami melihat tahun ini NPL dapat ditekan di bawah 3%. Sehingga, ada potensi perbaikan dari kualitas kredit di tahun 2021," ujarnya lagi. Adapun stimulus dari pemerintah, Bank Indonesia, dan OJK ikut berperan terhadap kinerja perbankan tahun ini. 

Selanjutnya: IHSG menguat 0,48% ke 6.107 pada Kamis (4/2), asing borong saham TKIM, TLKM, BBRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi