KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus korona baru bisa menumbuhkan banyak kreativitas usaha. Selain budidaya tanaman hingga ikan cupang hias, pandemi membuat produk fesyen dengan corak bercak-bercak, yang ngehits dengan sebutan tie dye, juga populer. Motif tie dye yang juga kerap disebut seni ikat celup atau jumputan ini sejatinya sudah ada sejak 1960-an. Dan, selama pandemi virus korona melanda, corak jumputan ini kembali menarik perhatian pecinta fesyen di tanah air. Beberapa produk fesyen seperti kaos kini banyak yang menampilkan motif jumputan. Sehingga, menarik perhatian banyak orang. Kondisi inipun tidak disia-siakan oleh Anggi Denita, pemilik Tie Dye Handmade asal Bandung. Pertengahan tahun ini, ia menekuni usaha kaos motif jumputan.
Menjemput untung dari usaha fesyen motif tye dye yang lagi ngehits
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus korona baru bisa menumbuhkan banyak kreativitas usaha. Selain budidaya tanaman hingga ikan cupang hias, pandemi membuat produk fesyen dengan corak bercak-bercak, yang ngehits dengan sebutan tie dye, juga populer. Motif tie dye yang juga kerap disebut seni ikat celup atau jumputan ini sejatinya sudah ada sejak 1960-an. Dan, selama pandemi virus korona melanda, corak jumputan ini kembali menarik perhatian pecinta fesyen di tanah air. Beberapa produk fesyen seperti kaos kini banyak yang menampilkan motif jumputan. Sehingga, menarik perhatian banyak orang. Kondisi inipun tidak disia-siakan oleh Anggi Denita, pemilik Tie Dye Handmade asal Bandung. Pertengahan tahun ini, ia menekuni usaha kaos motif jumputan.