Menjual kondotel di Manado lebih sulit



MANADO. Menjual properti kondominium hotel atau kondotel di Manado, ternyata lebih sulit ketimbang menjual apartemen. Selain belum familiar, pasar kondotel di ibu kota Sulawesi Utara juga belum terbentuk.

General Manager Realty Tamansari Lagoon, Ugik Sugiyanto, mengungkapkan fenomena penjualan properti di Manado, kepada Kompas.com, Ahad (29/3/2015).

"Tidak seperti menjual apartemen yang sekali dipasarkan langsung diserbu pembeli, menjual kondotel butuh kesabaran ekstra, dan waktu yang panjang," tutur Ugik.


Dia menjelaskan, sejak ditawarkan kepada publik Manado, kondotel Tamansari Lagoon baru terjual sekitar 70% dari total 187 unit. Sementara apartemennya sudah terserap sekitar 80% hingga 90% dari total 183 unit.

"Pembeli kondotel sebagian besar orang Manado yang bekerja di Jakarta, dan kota-kota lainnya macam Surabaya, dan Samarinda. Mereka memilih kondotel memang untuk investasi. Karena untuk investasi, mereka sadar bahwa hak pakai unit-unit kondotel hanya dalam kurun waktu tertentu," ujar Ugik.

Dalam merealisasikan proyek yang akan dibuka pada Juni 2015 tersebut, PT Wika Realty bekerja sama dengan PT Filadelfia Blessing Family. Nilai proyek sekitar Rp 200 miliar, mencakup pengembangan apartemen, kondotel, plus 11 unit ruang ritel komersial.

Kondotel Tamansari Lagoon, terdiri dari 2 tipe, yakni studio dan 1 kamar tidur/tipe Suite dengan harga mulai dari Rp 950 jutaan (termasuk PPn). Ugik mengatakan, sejak dipasarkan hingga saat ini sudah terjadi kenaikan hampir 100% dengan posisi aktual Rp 32 juta per meter persegi.

Sedangkan apartemennya dirancang sebanyak lima tipe yakni yakni Studio, 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, 3 kamar tidur dan griya tawang yang dipasarkan mulai Rp 600 jutaan. Harga terbaru apartemen berada di kisaran Rp 22 juta per meter persegi.

"Untuk kondotel, kami menawarkan rental guarantee/ROI fix hingga 16% selama 2 tahun dan ada tambahan lagi untuk semua unitnya, yaitu promo pay back 100%," kata Ugik. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa