Pria pemilik CV Jakarta Powder Drink, Muhammad Syakir tidak memiliki latar belakang pendidikan di sektor bisnis minuman maupun kuliner. Dia bahkan baru mengetahui ada jenis minuman bubble di tahun 2010 silam dari seorang teman. Tapi memang, pria kelahiran 14 Desember 1974 ini memiliki semangat berwirausaha sejak dia masih remaja. Sebelum memutuskan menjalankan bisnis pembuatan bubuk minuman bubble, dia telah menjalankan empat usaha lainnya. Pada masa kuliah, dia pernah memiliki usaha warung kelontong kecil-kecilan di rumahnya. Namun, perkembangan warung kelontong ini tidak berjalan mulus. Dia kemudian beralih membuka warung tegal alias warteg. Namun lagi-lagi usahanya tidak berjalan mulus. Karena kekurangan modal, bisnis warteg juga tutup.
Menjual motor untuk modal kemitraan bubble (2)
Pria pemilik CV Jakarta Powder Drink, Muhammad Syakir tidak memiliki latar belakang pendidikan di sektor bisnis minuman maupun kuliner. Dia bahkan baru mengetahui ada jenis minuman bubble di tahun 2010 silam dari seorang teman. Tapi memang, pria kelahiran 14 Desember 1974 ini memiliki semangat berwirausaha sejak dia masih remaja. Sebelum memutuskan menjalankan bisnis pembuatan bubuk minuman bubble, dia telah menjalankan empat usaha lainnya. Pada masa kuliah, dia pernah memiliki usaha warung kelontong kecil-kecilan di rumahnya. Namun, perkembangan warung kelontong ini tidak berjalan mulus. Dia kemudian beralih membuka warung tegal alias warteg. Namun lagi-lagi usahanya tidak berjalan mulus. Karena kekurangan modal, bisnis warteg juga tutup.