KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada lima hal yang menjadi fokus dalam pemerintah menangani penyakit infeksi yang ditularkan serangga seperti penyakit-penyakit arbovirus. Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Melansir
Infopublik.id, Budi Gunadi menjelaskan, penyakit arbovirus atau penyakit yang ditularkan melalui perantara serangga seperti nyamuk.
"Pertama, mengajari, mengedukasi, dan melatih masyarakat untuk mencegah penyakit infeksi. Kedua, mengontrol vektor atau hewan pembawa penyakit,” ujar Budi Gunadi saat memberikan sambutan pada International Arbovirus Summit Indonesia 2024 digelar di Bali Senin (22/4/2024). Ketiga, memiliki surveilans atau pengawasan yang kuat. Kempat, melakukan penelitian dan pengembangan vaksin. Kelima, upaya terapeutik atau hal-hal yang berkaitan dengan perawatan terhadap penderita penyakit arbovirus. Mengenai upaya edukasi, Menkes Budi menyinggung tentang pentingnya peran media sosial. Menkes menyatakan, media sosial memiliki peranan penting dalam mempromosikan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Kemenkes Buka 23.200 Formasi CPNS & PPPPK, Daftar Di Sscasn.bkn.go.id Menurutnya, jika pemangku kepentingan kesehatan tidak memiliki media sosial yang kuat maka berbagai isu kesehatan yang menyesatkan yang tersebar di media sosial akan mudah dipercaya masyarakat. “Oleh karena itu strategi media sosial yang kuat dalam mengedukasi dan mempromosikan kesehatan menjadi tanggung jawab semua Menteri Kesehatan dunia,” kata Menkes Budi. Untuk upaya mengontrol vektor atau hewan pembawa penyakit, Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya tersebut dengan cara menyebarkan nyamuk ber-wolbachia untuk menurunkan replikasi virus dengue di tubuh nyamuk.
Baca Juga: Menkes Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Direktur Poltekkes Menkes Budi juga menegaskan bahwa program nyamuk ber-wolbachia yang dilaksanakan di Yogyakarta telah menurunkan prevalensi kasus DBD di Yogyakarta saat kasus DBD di provinsi lain meningkat. “Jadi, saat sekarang insiden dengue meningkat di banyak kota, hal tersebut tidak terjadi di Yogyakarta. karena Yogyakarta telah mengimplementasikan Wolbachia,” ujar Menkes Budi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie