Menkes: Pelaksanaan vaksin Covid-19 dipoyeksi butuh anggaran Rp 66 triliun-75 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini anggaran untuk vaksin Covid-19 yang diusulkan baru Rp 20,9 triliun. 

Namun, menurut perhitungan yang telah dilakukan Kementerian Keuangan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 membutuhkan anggaran sekitar Rp 66 triliun hingga Rp 75 triliun. 

"Seperti yang saya sampaikan kemarin, sudah ada diskusi di kabinet dan ancar-ancar angkanya sudah dihitung Kemenkeu, antara Rp 66 triliun sampai 75 triliun," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis (14/1). 


Budi mengatakan, penganggaran vaksinisasi itu tergantung pada jumlah dosis vaksin Covid-19 yang bisa diterima pemerintah melalui kerja sama multilateral dengan fasilitas Covax/Gavi. 

Menurut Budi, jumlah vaksin Covid-19 gratis yang sudah pasti diperoleh melalui Covax/Gavi yaitu sebanyak 54 juta dosis. 

Baca Juga: Demi biayai vaksin corona, ini daftar belanja yang mesti dihemat K/L

Pemerintah terus mengupayakan agar Indonesia setidaknya bisa mendapatkan 108 juta dosis vaksin Covid-19 gratis dari Covax/Gavi. 

"Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan sebanyak mungkin vaksin gratis dari Gavi," ucap dia.  

Berdasarkan pemaparan Menkes dalam rapat kerja hari sebelumnya, target penerima vaksin di Tanah Air yaitu 181,5 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426.800.000 dosis. 

Secara keseluruhan, total pengadaan vaksin Covid-19 yang sudah kontrak yaitu sebanyak 329.504.000 dosis.  Selain kerja sama multilateral dengan Covax/Gavi, pemerintah membeli vaksin Covid-19 produksi Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis, Novavax sebanyak 50 juta dosis, dan AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis. 

Ada pula kerja sama dengan Pfizer sebanyak 50 juta dosis yang saat ini sedang tahap finalisasi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "Menkes: Anggaran Vaksin Covid-19 Diperkirakan Rp 66-75 Triliun"

Penulis : Tsarina Maharani Editor : Icha Rastika

Selanjutnya: Menkes sebut sumber anggaran vaksin Covid-19 masih dalam pembahasan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi