JAKARTA. Gejolak harga minyak dan harga pangan dinilai menjadi ancaman saat ini. Bahkan, negara-negara yang tergabung dalam forum G20 menilai bahwa persoalan energi dan pangan menjadi ancaman perekonomian dunia. Untuk meredamnya, dalam forum telah disepakati kemungkinan dilakukannya penghimpunan dana dalam bentuk pooling fund untuk menjaga gejolak harga dua komoditi utama dunia. "Kita juga membicarakan tentang ancaman harga pangan dunia. Pada saat pembahasan ancaman pangan dunia, itu tentu dikaitkan dengan adanya ancaman mulai dari energi, kemudian energi juga terkait dengan pangan. Dan ini yang dilihat adalah bagaimana secara internasional kita bisa mengatasi itu, ataupun secara nasional kita bisa mengatasi itu," ucap Menteri Keuangan Agus D.W Martowardojo, Rabu (23/2). Menurutnya, saat ini kerjasama internasional di bidang ketahanan pangan penting dilakukan. Ketahanan pangan tidak hanya sebatas upaya menjamin ketersediaan pangan saja, tapi juga mempersiapkan teknologi yang lebih baik untuk bisa meningkatkan produktivitas pangan, mulai dari sumber daya manusia, kesiapan bibit, dan semua aspek yang terkait dengan pangan. Kerjasama internasional saat ini menghadapi ancaman pangan dan energi, membuka peluang untuk menghimpun dana terkait inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan dan menstabilkan pangan. "Pemerintah Jepang ditunjuk sebagai koordinator untuk menindaklanjuti kajian pengumpulan dana untuk persoalan harga komoditi pangan ini," terangnya. Sementara itu, di tingkat nasional pemerintah juga memprioritaskan perhatian pada gejolak harga pangan dan minyak dunia. Khusus untuk pangan, menurut Agus, pemerintah memberikan perhatian dalam bentuk pembebasan bea masuk untuk komoditi pangan, khususnya raskin yang diimpor untuk ketahanan pangan dan persediaan di Bulog. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menkeu: Ancaman dunia, gejolak minyak dan pangan
JAKARTA. Gejolak harga minyak dan harga pangan dinilai menjadi ancaman saat ini. Bahkan, negara-negara yang tergabung dalam forum G20 menilai bahwa persoalan energi dan pangan menjadi ancaman perekonomian dunia. Untuk meredamnya, dalam forum telah disepakati kemungkinan dilakukannya penghimpunan dana dalam bentuk pooling fund untuk menjaga gejolak harga dua komoditi utama dunia. "Kita juga membicarakan tentang ancaman harga pangan dunia. Pada saat pembahasan ancaman pangan dunia, itu tentu dikaitkan dengan adanya ancaman mulai dari energi, kemudian energi juga terkait dengan pangan. Dan ini yang dilihat adalah bagaimana secara internasional kita bisa mengatasi itu, ataupun secara nasional kita bisa mengatasi itu," ucap Menteri Keuangan Agus D.W Martowardojo, Rabu (23/2). Menurutnya, saat ini kerjasama internasional di bidang ketahanan pangan penting dilakukan. Ketahanan pangan tidak hanya sebatas upaya menjamin ketersediaan pangan saja, tapi juga mempersiapkan teknologi yang lebih baik untuk bisa meningkatkan produktivitas pangan, mulai dari sumber daya manusia, kesiapan bibit, dan semua aspek yang terkait dengan pangan. Kerjasama internasional saat ini menghadapi ancaman pangan dan energi, membuka peluang untuk menghimpun dana terkait inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan dan menstabilkan pangan. "Pemerintah Jepang ditunjuk sebagai koordinator untuk menindaklanjuti kajian pengumpulan dana untuk persoalan harga komoditi pangan ini," terangnya. Sementara itu, di tingkat nasional pemerintah juga memprioritaskan perhatian pada gejolak harga pangan dan minyak dunia. Khusus untuk pangan, menurut Agus, pemerintah memberikan perhatian dalam bentuk pembebasan bea masuk untuk komoditi pangan, khususnya raskin yang diimpor untuk ketahanan pangan dan persediaan di Bulog. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News