JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih menimbang-nimbang masukan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan pencatatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berbasis akrual. Sebab, dengan pencatatan model itu, pemerintah harus menyediakan ruang pelebaran (buffer) defisit yang lebih besar. Untuk diketahui, selama ini pencatatan APBN dilakukan dengan berbasis kas, yang merupakan pencatatan transaksi keuangan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Sedangkan pencatatan berbasis akrual merupakan pencatatan transaksi pada saat terjadinya pendapatan atau belanja walaupun kas belum diterima atau dikeluarkan. Menurut Sri Mulyani, pencatatan APBN berbasis akrual berdampak positif, yaitu fiskal yang sangat pruden dan ketat. Hal ini dilihat Sri Mulyani akan membuat lembaga pemeringkat utang senang.
Menkeu: APBN basis akrual butuh pelebaran defisit
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih menimbang-nimbang masukan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan pencatatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berbasis akrual. Sebab, dengan pencatatan model itu, pemerintah harus menyediakan ruang pelebaran (buffer) defisit yang lebih besar. Untuk diketahui, selama ini pencatatan APBN dilakukan dengan berbasis kas, yang merupakan pencatatan transaksi keuangan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Sedangkan pencatatan berbasis akrual merupakan pencatatan transaksi pada saat terjadinya pendapatan atau belanja walaupun kas belum diterima atau dikeluarkan. Menurut Sri Mulyani, pencatatan APBN berbasis akrual berdampak positif, yaitu fiskal yang sangat pruden dan ketat. Hal ini dilihat Sri Mulyani akan membuat lembaga pemeringkat utang senang.