Menkeu: Belum ada alokasi tambahan BBM subsidi



JAKARTA. Potensi krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di pengujung tahun 2012 kian nyata. Ini terlihat dari kelangkaan BBM jenis bersubsidi di beberapa daerah. Meski demikian, pemerintah mengaku tidak memiliki rencana untuk menambah alokasi kuota BBM bersubsidi tersebut.

"Kami belum bicara soal itu, ini kami masih bicara yang 43,5 juta kilo liter (alokasi awal)," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Senin (26/11). Agus menegaskan, pemerintah berupaya melakukan langkah-langkah pengendalian dan penghematan BBM subsidi.

Selain itu, Ia bilang, pemerintah akan membuat kebijakan konversi BBM ke gas. "Jadi, saya melihat kementerian ESDM sedang merencanakan hal tersebut dengan baik," jelas Agus.


Perihal langkah pengendalian BBM subsidi yang memicu konflik sosial, seperti yang terjadi di Kutai Barat, Kalimantan Timur, Agus berencana untuk mengevaluasinya. Ia bilang, akan merubah strategi pengendalian konsumsi BBM bersubsidi tersebut.

"Tapi biar dikelola dulu oleh menteri ESDM, nanti pasti akan dibicarakan dengan kementerian terkait," jelasnya.

Sementara itu, Pertamina memperkirakan, konsumsi BBM subsidi 2012 akan melebihi kuota. Sebab, sampai November saja, konsumsi BBM subsidi sudah melebihi 90% dari kuota yang dialokasikan, baik premium maupun solar.

Menurut simulasi Pertamina, kuota BBM subsidi diperkirakan jebol 1,5 % di atas kuota yang ditetapkan yaitu 44,04 juta kilo liter untuk tahun 2012. Untuk kelebihan Premium diperkirakan bisa mencapai 450.000 KL dan untuk Solar bisa jebol 800.000 KL.

Kuota BBM subsidi jenis premium tahun 2012 ini adalah 27,7 juta KL, namun realisasi sampai 24 November 2012 mencapai 25,2 juta KL. Untuk Solar pemerintah menyediakan 13,6 juta KL dan realisasi konsumsi Solar sudah mencapai 12,9 juta KL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri