Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 Godok Fasilitas Pembiayaan Cepat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Belajar dari pandemi Covid-19 yang menorehkan luka memar dan meningkatnya risiko ekonomi, negara-negara ASEAN+3 akan lebih siap dalam menghadapi tantangan ke depan. 

Dalam pertemuan bersama para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN+3, negara kawasan mempertimbangkan untuk memperkuat fasilitas pembiayaan. 

Dalam hal ini, ada inisiatif baru, yaitu fasilitas pembiayaan cepat yang memungkinkan anggota untuk mengakses sumber pembiayaan saat ada guncangan ekonomi mendadak. 


Baca Juga: Gubernur BI Singgung Bahaya Ketergantungan Dolar di Pertemuan ASEAN+3

Sumber pembayaran ini untuk mengatasi masalah neraca pembayaran dari masalah ekonomi tiba-tiba, seperti pandemi dan bencana alam. 

Para menteri dan gubernur bank sentral ASEAN+3 juga sepakat untuk mengeksplorasi kemungkinan penguatan struktur pembiayaan. 

Termasuk, melalui studi pro dan kontra struktur modal disetor (paid-in capital), untuk meningkatkan efektivitas keamanan di kawasan. 

Dari hasil pertemuan ini, ada pekerjaan rumah yang diberikan kepada para deputi untuk mengembangkan peta jalan tentang fasilitas pembiayaan dan struktur pembiayaan pada akhir tahun 2023. 

Kemudian, ASEAN+3 sebenarnya juga telah memiliki fasilitas bantuan keuangan regional yaitu Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM). 

Baca Juga: ASEAN: Sejarah Singkat, Tujuan, Negara Pendiri, dan Anggota ASEAN

Nah, para deputi juga memiliki tugas untuk mengevaluasi modalitas CMIM yang ada untuk memungkinkan negara-negara anggota memiliki alternatif fasilitas yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. 

Sebagai salah satu hasilnya, forum menyambut baik adopsi pedoman operasional CMIM yang diperbarui sehingga memungkinkan anggota untuk memberi dukungan likuiditas CMIM dalam mata uang lokal. 

Baik itu, mata uang domestiknya sendiri dan mata uang lokal dari negara anggota lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli