JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, peran hedging sangat diperlukan di tengah kondisi nilai tukar rupiah yang tak pasti. Chatib menuturkan, setiap Rp 100 terdepresiasi, maka pengaruhnya terhadap defisit anggaran sebesar Rp 2,6 triliun. Angka ini tentu bukan nominal yang kecil. Menurut Chatib, dalam kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik dan juga pengaruh adanya kemungkinan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, akan membuat tekanan terhadap mata uang dan nilai tukar. "Beberapa hari ini tekanan terhadap rupiah, sederhananya hanya karena menunggu rapat bank sentral AS The Fed," ujar Chatib dalam rapat koordinasi penerapan manajemen risiko hedging antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian BUMN, Kejaksaan Agung, Kepolisian dan juga BPK di Gedung BPK, Rabu (17/9).
Menkeu: Depresiasi Rp100, defisit anggaran Rp2,6 T
JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, peran hedging sangat diperlukan di tengah kondisi nilai tukar rupiah yang tak pasti. Chatib menuturkan, setiap Rp 100 terdepresiasi, maka pengaruhnya terhadap defisit anggaran sebesar Rp 2,6 triliun. Angka ini tentu bukan nominal yang kecil. Menurut Chatib, dalam kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik dan juga pengaruh adanya kemungkinan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, akan membuat tekanan terhadap mata uang dan nilai tukar. "Beberapa hari ini tekanan terhadap rupiah, sederhananya hanya karena menunggu rapat bank sentral AS The Fed," ujar Chatib dalam rapat koordinasi penerapan manajemen risiko hedging antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian BUMN, Kejaksaan Agung, Kepolisian dan juga BPK di Gedung BPK, Rabu (17/9).