Menkeu harap APBN 2018 bisa jadi sentimen positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, RAPBN 2018 yang akan dibawa dalam Rapat Paripurna DPR hari ini, Rabu (25/10) diharapkan bisa membangun sentimen positif pada perekonomian. Sebab, target pendapatan negara optimistis dan defisit anggaran mencerminkan postur APBN yang sehat.

Rapat kerja (raker) antara pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Badan Anggaran (Banggar) DPR Selasa (24/10) malam hingga Rabu dini hari, menyetujui sejumlah asumsi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi 5,4%, inflasi 3,5%, nilai tukar rupiah Rp 13.400 per dollar Amerika Serikat (AS), dan suku bunga SPN tiga bulan 5,2%.

Selain itu harga minyak mentah (ICP) US$ 48 per barel, lifting minyak 800.000 barel per hari, dan lifting gas bumi 1,2 juta barel setara minyak per hari.


Selain itu, sejumlah target pembangunan yang disetujui Banggar, yaitu tingkat pengangguran 5%-5,3%, tingkat kemiskinan sebesar 9,5%-10%, ketimpangan 0,38, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 71,5.

"Indikator makro diharapkan mampu membangun sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia. Pemerintah tetap berhati-hati memandang risiko global," kata Sri Mulyani di DPR, Rabu dini hari.

Ia melanjutkan, target pendapatan negara yang disetujui sebesar Rp 1.894,72 triliun, cukup optimistis, tapi realistis. Pemerintah lanjut dia, menyadari perlunya kerja keras untuk mewujudkan target itu.

Sementara itu, target belanja negara yang disetujui Banggar sebesar Rp 2.220,66 triliun, diikuti efisiensi dan efektivitas untuk mengurangi kesenjangan sosial bagi seluruh rakyat.

Dengan demikian, target defisit anggaran tahun depan yang disetujui sebesar Rp 325,94 triliun atau 2,19% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari tahun ini yang sebesar 2,92% dari PDB dan outlook tahun ini sebesar 2,67% dari PDB. Hal ini lanjut Sri Mulyani, menggambarkan postur APBN yang sehat dan kredibel. "Defisit primer juga makin mengecil. Ini menggambarkan tekad kuat pemerintah untuk menjadikan APBN yang prudent dan berkesinambungan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati