Menkeu: Harus tetap tumbuh meski tanpa stimulus AS



JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global dengan baik, setiap negara berkembang, termasuk Indonesia harus bisa terus tumbuh. Sebab jika terjadi perlambatan, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

“Karena 40% pertumbuhan dunia itu hasil kontribusi dari negara berkembang," katanya. Hal itu diungkapkan oleh Chatib Basri dalam pertemuan di International Monetary Fund (IMF) kemarin di Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, dalam jangka pendek ini pemerintah Indonesia akan fokus kepada stabilisasi, sehingga perlambatan ekonomi negara berkembang tak terjadi.


Meski begitu, menurut Chatib, pertumbuhan negara berkembang juga berkorelasi dari negara maju. Dimana setiap kebijakan yang dikeluarkan negara maju harus mempertimbangkan kepentingan negara berkembang.

Misalnya kebijakan penghentian stimulus quantitative easing (QE) oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Sejak isu ini bergulir, market Indonesia mengalami gonjang-ganjing.

"Jadi ketika mereka (negara maju) membuat kebijakan, mereka harus melihat isu di negara berkembang seperti apa," lanjutnya.

Namun ia mengingatkan, negara berkembang, termasuk Indonesia, kelak akan hidup dalam era equilibrium alias keseimbangan baru. Di mana keseimbangan baru tersebut tanpa adanya kebijakan stimulus QE dari AS. Untuk itu kita harus siap dengan keputusan kapan saja AS tidak mengucurkan stimulus lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan