Menkeu: Institusi pendidikan dan SDM penting untuk pengembangan ekonomi syariah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan dalam mendukung perkembangan keuangan syariah yang pesat dan stabil, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, mampu beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan yang dihadapi, serta mampu berpikir kreatif untuk mengembangkan lembaga serta produk atau instrumen yang sifatnya inovatif merupakan hal yang sangat strategis.

“Institusi pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan dan menyiapkan sumber daya insani yang berkualitas. Kebutuhan pengembangan sumber daya insani ini juga sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang secara keseluruhan saat ini sudah masuk di dalam kategori negara dengan upper middle income,” kata Menkeu dalam Sharia Business and Academic Synergy (SBAS) 2020 yang diselenggarakan secara daring, Selasa, (29/12).

Untuk merespon kebutuhan tersebut, pemerintah menjadikan peningkatan kualitas SDM sebagai pilar penting dalam rencana pembangunan jangka menengah dan juga program mendesain Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021. “Indonesia saat ini telah memiliki sejumlah program studi fakultas dan bahkan sekolah tinggi yang khusus mengembangkan sektor ekonomi dan keuangan syariah,” ujar Menkeu.


Baca Juga: Perbakan masih akan berhati-hati di tahun depan meski ekonomi diramal membaik

Berbagai kajian dan diskusi mengenai penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri terus dilakukan. Dibutuhkan grand strategy di level nasional yang berhubungan dengan SDM di bidang ekonomi keuangan dan bisnis syariah.

“Perlunya adanya forum bersama antara stakeholder yang merupakan sinergi antara perguruan tinggi dan para regulator. Oleh karena itu, Bank Indonesia, OJK, bahkan LPS menjadi penting dan juga dari industri untuk bisa membahas problem sumber daya insani di dalam rangka mengembangkan keseluruhan ekosistem, regulasi, policy, dan kesiapan sumber daya insaninya,” kata Menkeu.

Selain itu, Menkeu menekankan pentingnya penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja dalam jangka panjang melalui link and match.

“Pendekatan link and match ini sejalan dengan kebijakan yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu dengan mengadopsi Kampus Merdeka Merdeka Belajar dan pendukung banyaknya model pembelajaran yang berorientasi kompetensi dan membangun lulusan yang sudah memahami lapangan dan dunia kerja melalui sistem pembelajaran tersinergi,” ujar Menkeu.

Program link and match tersebut diharapkan akan dapat memastikan lulusan perguruan tinggi di bidang keahlian dan keterampilan dan juga kemampuan untuk memahami mengenai kebutuhan industri keuangan Islam atau syariah.

Baca Juga: Indef: Kenaikan tarif cukai rokok tak cukup untuk kejar target pemerintah

Menurut Menkeu, perkembangan syariah sangat mengesankan dalam tiga dasawarsa terakhir. Di tengah kondisi intermediasi perbankan yang cenderung lesu, kinerja syariah cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional.

“Pengembangan keuangan syariah di Indonesia mendapatkan apresiasi di tingkat global melalui data terbaru yang dirilis oleh ICD Refinitiv Islamic Finance Development Indicators atau IFDI, Indonesia menduduki peringkat ke-2 tahun 2020. Perkembangan keuangan syariah ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam atau syariahnya,” pungkasnya.

Selanjutnya: Mengakhiri tahun 2020, ini pesan Sri Mulyani untuk jajaran Kementerian Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi