Menkeu: Paket kebijakan bukan obat gosok di jalan



JAKARTA. Sejak diangkat menjadi menteri keuangan (menkeu) pada bulan Mei 2013 lalu, Chatib Basri sudah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam bentuk paket kebijakan ekonomi. Kebijakan itu dilakukan untuk merespons kondisi ekonomi yang dalam kondisi tidak terlalu stabil. Meski demikian, hingga bulan Januari 2014 kondisi perekonomian juga tidak menunjukkan perbaikan yang begitu signifikan. Bisa dilihat dari pergerakan nilai tukar rupiah yanb masih dalam tren melemah. Begitupun dengan pertumbunan ekonomi yang masih menunjukan pelambatan. Sedikit perubahan terjadi di sisi neraca perdagangan, dalam beberapa bulan terakhir mengalami surplus. Terakhir, pada bulan Desember 2013 neraca perdagangan bisa surplus hingga US$ 1,52 miliar. Itupun, diakui Chatib, banyak dipengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah, bukan karena paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan. Terkait hal itu, Chatib beralasan sebuah kebijakan atau policy, tidak bisa dilihat hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Ia menganalogikan seperti obat gosok yang dijual di pinggir jalan, yang kasiatnya bisa langsung didemonstrasikan oleh si penjual.

"Dampak dari sebuah policy itu tidak bisa dilihat seketika," ujar Chatib, ketika memberikan sambutan dalam peluncuran program good corporate governance, di Jakarta. Menurutnya, ke depan seorang investor akan melihat suatu kebijakan, ditambah indikator ekonomi makro lebih penting dibandingkan dengan kondisi data-data lainnya.

Oleh karenanya, kebijakan yang merupakan intangible asset atau asset yang tidak terlihat lebih penting terhadap keputusan investor. Meski demikian, Ia meyakini, pentingnya suatu langkah nyata atas setiap kebijakan tersebut. Chatib optimistis, setiap kebijakan yang telah dan yang akan dikeluarkan bisa memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan