JAKARTA. Nilai mata uang Garuda mengalami pelemahan yang cukup mendalam. Menteri Keuangan Chatib Basri kembali menekankan pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini hingga menembus level 11.800 adalah temporer.Chatib bilang, alasan pelemahan rupiah terjadi temporer ada dua hal. Pertama, pemilihan presiden (pilpres). "Pelemahan rupiah sudah dimulai dari dua minggu lalu dari 11.300 ke 11.600," ujar Chatib yang ditemui di Kementerian Keuangan, Rabu (4/6).Kedua, neraca dagang. Defisit neraca dagang April yang mencapai US$ 1,96 miliar mendorong rupiah bergerak lebih melemah lagi ke 11.800 per dolar Amerika Serikat (AS).Akan tetapi, neraca dagang April yang mengalami defisit besar tidak akan kembali terulang pada bulan Mei. Hal ini diakibatkan ekspor komiditi crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit akan kembali naik di Mei.Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini menjelaskan ekspor CPO drop 45% pada bulan April. Dirinya sudah mendapatkan penjelasan dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kalau ekspor CPO akan kembali naik di Mei."Drop 45% itu penyebabnya adalah karena bring forward dari ekspor yang sebelumnya dan karena untuk jenis tanaman lain lebih menguntungkan dan (ekspor CPO) bergeser," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menkeu: Pelemahan rupiah hanya sementara
JAKARTA. Nilai mata uang Garuda mengalami pelemahan yang cukup mendalam. Menteri Keuangan Chatib Basri kembali menekankan pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini hingga menembus level 11.800 adalah temporer.Chatib bilang, alasan pelemahan rupiah terjadi temporer ada dua hal. Pertama, pemilihan presiden (pilpres). "Pelemahan rupiah sudah dimulai dari dua minggu lalu dari 11.300 ke 11.600," ujar Chatib yang ditemui di Kementerian Keuangan, Rabu (4/6).Kedua, neraca dagang. Defisit neraca dagang April yang mencapai US$ 1,96 miliar mendorong rupiah bergerak lebih melemah lagi ke 11.800 per dolar Amerika Serikat (AS).Akan tetapi, neraca dagang April yang mengalami defisit besar tidak akan kembali terulang pada bulan Mei. Hal ini diakibatkan ekspor komiditi crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit akan kembali naik di Mei.Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini menjelaskan ekspor CPO drop 45% pada bulan April. Dirinya sudah mendapatkan penjelasan dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kalau ekspor CPO akan kembali naik di Mei."Drop 45% itu penyebabnya adalah karena bring forward dari ekspor yang sebelumnya dan karena untuk jenis tanaman lain lebih menguntungkan dan (ekspor CPO) bergeser," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News