JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo membantah pemerintah malas bekerja. Dia beralasan target yang disusun dalam RAPBN 2011 sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan DPR.Agus menjelaskan, target pemerintah untuk tahun depan itu sesuai dengan perhitungan pemerintah dan Badan Anggaran DPR. "Itu sudah sesuai range yang ditetapkan DPR," tandas Agus, usai mengikuti rapat paripurna atas Nota Keuangan dan RAPBN 2011, Selasa (24/8).Ia mencontohkan, dalam menyusun target pertumbuhan ekonomi, DPR memberikan batasan antara 6,1%-6,4%. Kemudian, untuk nilai tukar rupiah, berkisar Rp 9.100 - Rp 9.400 per dollar Amerika Serikat. "Semua sudah sesuai range, kenapa sekarang minta dinaikkan lagi?," tanya Agus.Padahal, Agus mengingatkan, pertumbuhan ekonomi global tidak sebagus perkiraan. Terutama, perbaikan ekonomi di Amerika Serikat yang berjalan lambat.Memang, Agus mengakui, pertumbuhan ekonomi selama semester pertama 2010. Tetapi, dia mengatakan, pertumbuhan itu bukan karena sektor riil melainkan faktor pengeluaran rumah tangga. Selain itu, mantan Direktur Utama Bank Mandiri menilai kondisi Indonesia juga belum mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena infrastruktur di daerah belum siap.Tak hanya itu, sekarang pemerintah juga harus waspada adanya peningkatan impor. Ini lantaran, peningkatan nilai tukar rupiah membuat harga barang impor menjadi lebih murah. "Bila ini dibiarkan, takutnya terjadi buble. Ini akan merugikan kita," kata Agus.Catatan saja, dalam RAPBN 2011, DPR menganggap target-target pemerintah sangat rendah. Pertumbuhan ekonomi hanya ditargetkan 6,3%, laju inflasi 5,3%, suku bunga Sertifikat Bank Indoensia (SBI) 3 bulan 6,5%, nilai tukar Rp 9.300 per dolar Amerika Serikat, harga minyak US$ 80 per barel, dan lifting minyak sebesar 970.000 barel per hari.Namun, kalangan DPR tak puas dengan target tersebut. Sebagian kalangan menganggap target tersebut terlalu entengCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menkeu: Pemerintah tidak malas bekerja
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo membantah pemerintah malas bekerja. Dia beralasan target yang disusun dalam RAPBN 2011 sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan DPR.Agus menjelaskan, target pemerintah untuk tahun depan itu sesuai dengan perhitungan pemerintah dan Badan Anggaran DPR. "Itu sudah sesuai range yang ditetapkan DPR," tandas Agus, usai mengikuti rapat paripurna atas Nota Keuangan dan RAPBN 2011, Selasa (24/8).Ia mencontohkan, dalam menyusun target pertumbuhan ekonomi, DPR memberikan batasan antara 6,1%-6,4%. Kemudian, untuk nilai tukar rupiah, berkisar Rp 9.100 - Rp 9.400 per dollar Amerika Serikat. "Semua sudah sesuai range, kenapa sekarang minta dinaikkan lagi?," tanya Agus.Padahal, Agus mengingatkan, pertumbuhan ekonomi global tidak sebagus perkiraan. Terutama, perbaikan ekonomi di Amerika Serikat yang berjalan lambat.Memang, Agus mengakui, pertumbuhan ekonomi selama semester pertama 2010. Tetapi, dia mengatakan, pertumbuhan itu bukan karena sektor riil melainkan faktor pengeluaran rumah tangga. Selain itu, mantan Direktur Utama Bank Mandiri menilai kondisi Indonesia juga belum mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena infrastruktur di daerah belum siap.Tak hanya itu, sekarang pemerintah juga harus waspada adanya peningkatan impor. Ini lantaran, peningkatan nilai tukar rupiah membuat harga barang impor menjadi lebih murah. "Bila ini dibiarkan, takutnya terjadi buble. Ini akan merugikan kita," kata Agus.Catatan saja, dalam RAPBN 2011, DPR menganggap target-target pemerintah sangat rendah. Pertumbuhan ekonomi hanya ditargetkan 6,3%, laju inflasi 5,3%, suku bunga Sertifikat Bank Indoensia (SBI) 3 bulan 6,5%, nilai tukar Rp 9.300 per dolar Amerika Serikat, harga minyak US$ 80 per barel, dan lifting minyak sebesar 970.000 barel per hari.Namun, kalangan DPR tak puas dengan target tersebut. Sebagian kalangan menganggap target tersebut terlalu entengCek Berita dan Artikel yang lain di Google News