JAKARTA. Kenaikan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi atau investment grade dari Standard and Poor's (S&P) pada 19 Mei 2017 menjadi pendorong masuknya arus modal asing ke dalam negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan adanya potensi dana investasi dari luar negeri mencapai US$ 700 miliar yang akan masuk ke Indonesia pada tahun ini. Menurut Sri Mulyani, selama ini banyak dana investasi yang terganjal masuk ke Indonesia. Sebab, mereka mensyaratkan Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional utama, yaitu Moody's, Fitch Ratings, dan S&P. Dengan telah mendapatkan rating layak investasi dari ketiganya, maka dana-dana itu seharusnya bisa masuk ke pasar keuangan dalam negeri. "Estimasinya ada sekitar investment fund yang dikelola sekitar US$ 700 miliar, berpotensi masuk untuk invest ke Indonesia," kata Menkeu di DPR, Selasa (6/6). Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengakui, kenaikan peringkat utang dari S&P akan berdampak pada dua sisi. Pertama, tambahan investasi portofolio. Kedua, tambahan investasi asing langsung atau foreign direct investment (DFI).
Menkeu: Potensi US$ 700 miliar dana asing masuk RI
JAKARTA. Kenaikan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi atau investment grade dari Standard and Poor's (S&P) pada 19 Mei 2017 menjadi pendorong masuknya arus modal asing ke dalam negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan adanya potensi dana investasi dari luar negeri mencapai US$ 700 miliar yang akan masuk ke Indonesia pada tahun ini. Menurut Sri Mulyani, selama ini banyak dana investasi yang terganjal masuk ke Indonesia. Sebab, mereka mensyaratkan Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional utama, yaitu Moody's, Fitch Ratings, dan S&P. Dengan telah mendapatkan rating layak investasi dari ketiganya, maka dana-dana itu seharusnya bisa masuk ke pasar keuangan dalam negeri. "Estimasinya ada sekitar investment fund yang dikelola sekitar US$ 700 miliar, berpotensi masuk untuk invest ke Indonesia," kata Menkeu di DPR, Selasa (6/6). Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengakui, kenaikan peringkat utang dari S&P akan berdampak pada dua sisi. Pertama, tambahan investasi portofolio. Kedua, tambahan investasi asing langsung atau foreign direct investment (DFI).