Menkeu proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 sebesar 5,05%, ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2019 berada pada level 5,05%.

Level yang diperkirakan tersebut sama dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang menandakan perekonomian tumbuh stagnan.

Baca Juga: The Fed pangkas suku bunga, pasar obligasi Indonesia makin dilirik asing


“Kami tetap optimistis di kuartal III-2019 bisa di atas 5%. Mungkin seperti yang BKF (Badan Kebijakan Fiskal) sampaikan, tumbuh di 5,05%," tutur Menkeu, Jumat (1/11).

Sri Mulyani berharap, pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih dapat bertahan pada kisaran 5% untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebab, porsi konsumsi rumah tangga dalam struktur PDB mencapai 55,79% pada kuartal II-2019.

Begitu juga dengan pertumbuhan investasi, yang meski melambat, diharapkannya bisa tetap tumbuh pada level 5% di kuartal III-2019. Kontribusi investasi pada struktur PDB Indonesia sebesar 31,25%.

“Mungkin yang berat adalah eksternalnya, yaitu ekspor,” pungkas dia.

Baca Juga: Empat Strategi Penting Dalam Mengembangkan UKM

Seperti diketahui, pertumbuhan net ekspor Indonesia pada kuartal II-2019 negatif 6,73%.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 dengan angka serupa yaitu 5,05%.

Perry memperkirakan, pertumbuhan ekspor masih akan negatif kendati ada sedikit perbaikan pada ekspor kendaraan bermotor ke ASEAN dan ekspor perhiasan, khususnya emas.

Baca Juga: Mengintip proyeksi pergerakan nilai tukar rupiah pada pekan depan

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 diramal stagnan juga karena momentum pertumbuhan konsumsi rumah tangga tak begitu kuat.

“Masalahnya kuartal III itu sudah tidak ada lagi pengeluaran berkaitan pemilu yang mendorong pertumbuhan LPNRT seperti di kuartal I dan II. Jadi, konsumsi rumah tangga benar-benar hanya berasal dari disposable income,” ujar pimpinan bank sentral itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi